Produsen Sepeda Sebut Pasar Eropa dan AS Masih jadi Tulang Punggung

Produsen Sepeda Sebut Pasar Eropa dan AS Masih jadi Tulang Punggung

JawaPos.com – Kondisi ekonomi global memberikan tekanan tinggi terhadap beberapa sektor industri berorientasi ekspor. Namun, beberapa sektor masih menggeliat. Salah satunya, industri sepeda kayuh yang masih mempertahankan pasar Eropa dan Amerika Serikat (AS) sebagai tulang punggung.

Direktur Polygon Indonesia Steven Wijaya mengatakan, ekonomi global memang sedang lesu. Kondisi tersebut bakal lebih parah menjelang akhir 2022. Khususnya, negara iklim nontropis.

“Di Eropa atau AS, awal Desember nanti kebutuhan energi masyarakat bisa naik hingga 10 kali lipat. Sedangkan harga energi global sedang tinggi,” ucapnya di Sidoarjo, Jatim, akhir pekan lalu.

Kondisi itu membuat produsen sepeda justru mendapatkan manfaat. Sebab, sebagian masyarakat Eropa atau AS melakukan migrasi moda transportasi. Karena itu, mereka pun mendapatkan segmen konsumen baru.

Biasanya, pembeli ingin menghemat biaya perjalanan sehari-hari serta ingin bergabung ke gaya hidup ramah lingkungan. Namun, lanjut Steven, sekarang banyak yang membeli e-bike yang notabene lebih sehat, namun tak terlalu melelahkan.

“Dengan kondisi tersebut, kami bisa mempertahankan kinerja penjualan mirip tahun lalu,” ujarnya.

Saat ini, pabrik produsen sepeda asal Jawa Timur itu memiliki kapasitas terpasang sebanyak 1,2 juta unit sepeda per tahun. Rata-rata produksi tahunan mencapai 700 ribu unit sepeda.

Sekitar 60–70 persen diekspor. Pasar terbesar adalah Negeri Paman Sam dan negara-negara di Benua Biru.

“Karena kami fokus untuk mengembangkan produk middle to high. Dari total penjualan kami, segmen middle to high hampir mencapai 50 persen,” paparnya.

Untuk mempertahankan kinerjanya, perseroan sudah melakukan beberapa investasi mesin. Misalnya, alat laser cutting dan pengelasan robotik untuk bekerja.

“Pengalaman kita selama pandemi, produksi bisa meningkat hingga dua kali lipat. Karena itu, kami siapkan fasilitas kami di Sidoarjo untuk bisa mengakomodasi lonjakan tak terduga,” paparnya.

Sementara itu, Direktur PT Rodalink Indo Tama Elkana Timotius mengatakan, pasar sepeda kayuh mulai kembali ke normal setelah mengalami anomali selama pandemi. Memang, penjualan sepeda medio 2020 meningkat berkali-kali lipat dibandingkan masa normal.

Namun, kondisi tersebut tak bersifat permanen. “Tahun ini penjualan kami kembali turun seperti era prapandemi. Tapi, itu berarti pasarnya sudah mulai stabil,” ujarnya.

Saat ini memang kontributor terbesar merupakan sepeda gunung yang menyerap 50 persen dari total penjualan. Namun, Elkana memprediksi produksi e-bike bakal tumbuh pesat pada masa depan.

Saat ini kontribusinya tak sampai 1 persen. Dia memproyeksikan sumbangan sales bisa mencapai hampir 10 persen dalam tiga tahun ke depan.


Credit: Source link

Related Articles