Developer Optimistis Orang Indonesia Masih Punya Duit Buat Beli Rumah

Developer Optimistis Orang Indonesia Masih Punya Duit Buat Beli Rumah

JawaPos.com – Pengembang menatap optimistis pasar properti pada tahun depan. Meski dibayangi krisis ekonomi global, developer bakal melakukan ekspansi. Mereka yakin bahwa daya beli masyarakat masih besar untuk membeli hunian atau belanja.

Direktur Marketing Pakuwon Group Sutandi Purnomosidi mengatakan, pihaknya tak terlalu khawatir dengan kondisi pasar properti, baik saat ini maupun tahun depan. Menurut dia, faktor suku bunga acuan dan inflasi tak mencapai tingkat yang harus ditakuti.

“Bisa dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi masih cukup baik. Soal bunga, masih tergolong rendah,” tuturnya dalam konferensi pers Pakuwon Exhibition di Pakuwon Mall, Surabaya, Rabu (23/11).

Hal tersebut terbukti dari kinerja perseroan per September tahun ini. Tahun ini Pakuwon mencatatkan pendapatan Rp 4,49 triliun. Angka itu naik 18 persen dibandingkan pendapatan periode Januari–September 2021.

Sementara itu, laba bersih periode berjalan sudah mencapai Rp 1,38 triliun. Laba tersebut naik drastis sebanyak 72 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Resesi global sudah disebutkan sejak awal semester II, tapi sampai sekarang penjualan kami masih baik-baik saja,” katanya.

Karena itu, dia mengaku masih getol untuk merencanakan ekspansi. Selain hunian, pihaknya mengembangkan jaringan pusat belanja di beberapa wilayah baru. Mulai Solo, Jogjakarta, hingga Batam.

“Tahun ini sebagian besar tenant sudah mencatat penjualan lebih banyak daripada 2019 alias prapandemi. Bahkan, ada yang sudah tumbuh 20 persen,” ungkapnya.

GM Marketing Pakuwon Group Hario Utomo menambahkan, pihaknya masih menggunakan strategi klasik untuk menggenjot penjualan properti. Salah satunya, menggelar pameran fisik.

Setiap tahun mereka menawarkan produk tersebut melalui pergelaran ekspo sebanyak 3–4 kali. Setiap agenda menargetkan sales Rp 250 miliar.

Pada pameran akhir tahun ini, target yang dikejar pun sama. Dia mengatakan, hunian tapak maupun vertikal masih terserap dengan baik.

“Memang 70 persen merupakan warga Surabaya. Namun, sisanya justru datang dari penduduk luar kota atau pulau yang ingin punya rumah liburan atau sekadar investasi,” tuturnya.


Credit: Source link

Related Articles