50 Truk Berkapasitas 5 Ton Telur Ayam Disiapkan untuk Stabilkan Harga

50 Truk Berkapasitas 5 Ton Telur Ayam Disiapkan untuk Stabilkan Harga

JawaPos.com – Harga telur ayam ras jelang hari besar keagaamaan nasional (HKBN) Natal dan tahun baru 2023 mengalami kenaikan. Per Minggu, 4 Desember 2022 harga telur ayam ras tembus Rp 31.045 per kilogram.

Mengutip laman resmi info pangan Jakarta, di Pasar Kalideres harga telur ayam mencapai Rp 34.000 per kilogram alias tertinggi di DKI Jakarta. Sementara harga terendah ada di Pasar Sunter Podomoro dibanderol Rp 29.000 per kilogram.

Terkait itu, asosiasi peternak nasional yang tergabung dalam Rumah Bersama berkomitmen membantu pemerintah untuk menstabilkan harga di pasaran. Adapun harga yang ditetapkan sebesar Rp 27.500 per kilogram.

Guna memastikan ketersediaan stok, peternak telur ayam ras yang terdiri dari Pinsar Petelur Nasional (PPN), Pinsar Indonesia (PI), PPRN, Koperasi Pinsar Petelur Nasional, Koperasi Peternak Petelur Lampung, Koperasi Kendal, Koperasi Putra Blitar dan Koperasi Srikandi Blitar telah menyiapkan sebanyak 50 truk telur berkapasitas 5 ton.

“Rumah Bersama menyediakan telur sebanyak 50 truk dengan total 5 ton sebagai upaya jika seandainya Pemerintah membutuhkan telur untuk menstabilkan harga telur,” kata Ketua Presidium Pinsar Petelur Nasional (PPN) Yudianto Yosgiarso, dalam keterangannya, ditulis Minggu (4/12).

Ia menjelaskan, dari harga yang ditetapkan yakni Rp 27.500 per kilogram sudah termasuk dengan harga pengiriman dari peternak sekaligus biaya eggtray atau wadah telur.

Adapun rinciannya, biaya angkut Rp 1.200 dan eggtray Rp 500. Sementara harga telur ayam dibanderol Rp 25.800 per kilogram sehingga totalnya sebesar Rp 27.500 per kilogram.

Meski begitu, ia mengakui bahwa harga yang ditetapkan itu melebihi dari Harga Acuan Pembelian (HAP). Sebab, menurut HAP yang ditetapkan pemerintah per kilogram telur ayam dibanderol Rp 22-24 ribu di peternak.

Namun, pihaknya menilai harga yang dipatok Rp 27.500 per kilogram dinilai realistis karena telah menghitung dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), situasi geopolitik akibat perang Rusia dan Ukraina hingga keuntungan bagi peternak.

Asosiasi juga memastikan, harga acuan yang ditetapkan peternak ini hanya akan berlaku sepanjang Nataru.

“Kami sudah pertimbangkan, mengingat peternak kecil yang juga mungkin dari biayanya yang tidak rendah karena ada selisih biaya, itu kami sudah perhitungkan,” tandasnya.

Editor : Kuswandi

Reporter : R. Nurul Fitriana Putri


Credit: Source link

Related Articles