JawaPos.com – Tak ada relasi apa pun antara Muara Enim di Sumatera Selatan dan Belgia. Kecuali mungkin pada bocah 12 tahun dengan delapan kakak beradik. Yang ketidaklaziman nama mereka punya penyebab sama: hobi orang tua pada utak-atik abjad.
ABCDEF GHIJK Zuzu nama si bocah di Muara Enim yang kata si ayah, Zulfahmi, seorang penggemar teka-teki silang, sudah disiapkan jauh sebelum dia lahir. “Nama itu doa agar dia kelak bisa menguasai banyak bahasa,” kata Zulfahmi, sang ayah, kepada Sumatera Ekspres.
Nun di Belgia sana, ada Alex, 13; Axel, 12; Xela, 11; Lexa, 10; Xael, 9; Xeal, 8; Exla, 5; Leax, 4; Xale, 2; Elax, 1, dan Alxe, 6 bulan. Mengutip hln.be, kedelapan buyung dan upik itu putra pasangan Gwenny Blanckaert dan Marino Vaneeno.
Coba diperhatikan, delapan nama anak itu hanya terdiri atas empat huruf: A, E, L, X. Awalnya adalah nama si anak pertama yang mengambil dari nama sang kakek.
Credit: Source link