JawaPos.com – Harga logam mulia emas berpotensi kembali menguat seiring dengan kehadiran varian baru Covid-19 yaitu Omicron dan isu ekonomi global.
Mengutip laman Reuters, emas di pasar spot naik 0,7 persen menjadi USD 1.801,24 per ounce pada pukul 01.39 WIB, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup meningkat 0,8 persen menjadi USD 1.802,20 per ounce.
Analis keuangan Ariston Tjendra mengungkapkan, meskipun dampak Omicron kecil namun banyak negara mengumumkan pembatasan untuk mengurangi penyebaran varian tersebut, sehingga mengurangi selera investor untuk aset berisiko.
“Berita soal penularan Omicron yang cepat secara global juga mendukung penguatan harga emas,” kata Ariston kepada JawaPos.com, Kamis (23/12).
Menurutnya, isu ekonomi global yang berasal dari keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) membuat nilai tukar mata yang negara tersebut melemah terhadap mata uang utama dunia. Indeks dolar AS turun sekitar 0,37 persen pada perdagangan kemarin.
“Melemahnya dolar AS mungkin karena minat pasar terhadap aset berisiko membaik sehingga pasar meninggalkan dolar AS untuk sementara waktu,” tuturnya.
Ariston melanjutkan, malam ini harga emas spot akan mendapatkan market mover dari serangkaian data ekonomi AS seperti data pesanan barang tahan lama, data survey tingkat keyakinan konsumen dan data klaim tunjangan pengangguran mingguan.
“Hasil yang lebih bagus dari prediksi bisa membalikan lagi penguatan harga emas yang sedang berlangsung. Data yang bagus menunjukkan kesiapan AS untuk kebijakan moneter yang lebih ketat,” pungkasnya.
Sementara, mengutip emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk hari ini turun Rp 4.000 per gram di jual Rp 966.000 per gram. Sedangkan harga buyback atau harga yang didapat jika pemegang emas Antam ingin menjual emas batangan tersebut berada di harga Rp 852.000.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link