JawaPos.com–KPK menyelenggarakan tes wawasan kebangsaan dalam rangka alih status pegawai KPK menjadi aparatur sipil negara (ASN). Puluhan pegawai tidak lulus dan mungkin diberhentikan. KPK sendiri menyerahkan masa depan 75 orang itu ke PANRB dan BKN.
Menurut pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel yang jadi persoalan adalah apakah nasionalisme bisa ditakar hanya dengan mengandalkan tes? ”Apakah layak nasib seseorang ditentukan sepenuhnya hanya berdasar tes?” ujar Reza.
Dia mengatakan, banyak peneliti yang mengingatkan bahwa nasionalisme sejatinya punya makna lebih luas dari sekadar urusan ideologi. Ada sejumlah indikator yang dapat digunakan untuk menilai seberapa jauh rasa cinta Tanah Air. Yakni tingkat kejahatan, perusakan fasilitas publik, pembajakan musik, dan korupsi.
”Nah, sayangnya, hal-hal semacam itu cenderung terlupakan, sehingga jiwa kebangsaan ditinjau sebagai masalah ideologi semata,” papar Reza.
Dengan penyempitan makna seperti itu, lanjut dia, tidak lulus tes bermakna tidak cukup berwawasan kebangsaan alias tidak nasionalis. Sebab tidak nasionalis, yang bersangkutan adalah cikal-bakal pengkhianat dan berpotensi makar karena itu harus dipecat.
Editor : Latu Ratri Mubyarsah
Credit: Source link