JawaPos.com – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini berpotensi menguat seiring dengan membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko pagi Ini. Mengutip kurs tengah Bank Indonesia (BI) saat ini rupiah berada di level Rp 14.392 per dolar AS.
“Nilai tukar rupiah berpotensi ditutup menguat hari ini,” kata analis keuangan Ariston Tjendra, Rabu (2/2).
Ariston mengungkapkan, pelaku pasar saat ini terlihat optimis terhadap potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi. Hal itu didorong oleh laporan penghasilan perusahaan yang lebih baik dari ekspektasi seperti laporan perusahaan teknologi AS.
“Data ekonomi di AS dan Eropa di bulan Januari juga terlihat membaik,” ucapnya.
Namun di sisi lain, pasar juga masih mengantisipasi kebijakan pengetatan moneter the Fed yang lebih agresif. Semalam data kenaikan harga di sektor manufaktur AS di bulan Januari masih menunjukkan kenaikan melebihi ekspektasi. Selain itu kondisi ketenagakerjaan di sektor manufaktur juga membaik.
“Kedua hal ini mendukung kebijakan pengetatan moneter the Fed yang lebih agresif. Ini bisa menjaga dolar AS tidak terlalu melemah dan mungkin berbalik menguat hari ini terhadap nilai tukar lainnya,” jelasnya.
Sementara, dari dalam negeri, data inflasi bulan Januari mungkin bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah. Data inflasi secara tahunan atau year on year bisa tembus 2 persen berdasarkan konsensus para analis. “Tren kenaikan inflasi ini bisa menganggu pemulihan ekonomi karena daya beli masyarakat bisa tertekan,” imbuhnya.
Namun, kata Ariston, jika dilihat dari dari sisi moneter, ini bisa menjadi alasan Bank Indonesia (BI) untuk mulai mengetatkan kebijakan moneternya, yang bisa menjaga perbedaan yield rupiah dengan dolar AS terjaga. Sehingga, membantu menjaga nilai tukar rupiah bertahan terhadap dolar AS.
“Potensi penguatan rupiah ke arah 14.300, dengan potensi resisten di kisaran 14.380,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link