Aksi lawan radikalisme di Universitas Hasanuddin di Makassar
Palu – Aksi kebangsaan perguruan tinggi (PT) se-Indonesia dalam rangka melawan radikalisme pada Sabtu (28/10) besok, tidak ditujukan untuk agama tertentu. Menurut Rektor IAIN Palu Prof. Dr. H. Zainal Abidin, aksi yang akan diikuti oleh 4,5 juta mahasiswa tersebut menargetkan kelompok-kelompok yang bermaksud mengganti Pancasila.
“Ini bukan aksi untuk melawan agama-agama. Aksi ini juga bukan untuk melawan salah satu agama. Perguruan tinggi melawan radikalisme tidak berhadapan dengan agama, tetapi berhadapan dengan kelompok yang ingin mengganti Pancasila,” kata Zainal di Palu, Jumat (27/10).
Zainal menegaskan, aksi kebangsaan ini juga sebagai bentuk komitmen perguruan tinggi melawan kelompok-kelompok yang menyebarkan paham dan aliran radikalisme, dan bermaksud mengganti Pancasila sebagai ideologi negara.
“Ini aksi kebangsaan membela Pancasila, membela negara, membela NKRI dan menjunjung tinggi kebhinekaan. Karena itu, siapapun dia, dari golongan manapun dia, serta dari agama apapun dia, yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi negara, maka itu yang dihadapi oleh perguruan tinggi,” ujarnya.
Dalam hal ini, kata Zainal, termasuk organisasi politik, keagamaan, dan aliran kepercayaan tertentu yang punya misi melawan Pancasila.
“Kalau dalam Islam ada fatwa MUI tahun 2009 di Padang Panjang, menyebutkan jika ada seseorang atau sekelompok orang yang ingin mengganti Pancasila sebagai ideologi negara disebut bughat. Itu harus dilawan,” terang Ketua MUI Kota Palu ini.(Ant)
TAGS : Pendidikan Radikalisme Perguruan Tinggi
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/23883/Aksi-Perguruan-Tinggi-Lawan-Radikalisme-Tidak-Terkait-Agama/