indopos.co.id – Pesta HUT Kemerdekaan ke 75 Tahun Republik Indonesia (RI) di 2020 terasa berbeda. Semangat kemeriahaan yang kerap terlihat di sejumlah sudut ibu kota nyaris tak terasa. Pandemi COVID-19 dan perpanjangan PSBB Transisi menjadikan mereka enggan untuk keluar rumah.
Merah putih berkibar di sepanjang jalan di ibu kota. Tak sekadar di jalan protokol, deretan rumah pun diwarnai warna merah putih. Kelap-kelip lampu membuat semarak pesta ulang tahun Republik Indonesia. Sayangnya, kemewahan tersebut tak dilengkapi dengan beragam aksi dan atraksi lomba yang kerap disuguhkan masyarakat. “Aku kangen lomba makam kerupuk,” ujar Maudy Ayunda.
Lomba makan kerupuk yang selalu menghiasi perayaan 17 Agustus di perumahan atau sekolah. Hal itu menjadi kesempatan emas bagi Maudy Ayunda menyantap makanan favorit. “Aku suka banget karena memang suka sama kerupuk, adikku juga suka. Kalau kita makan kerupuk jadi kompetitif banget,” kata dia.
Aktris dan penyanyi 25 tahun itu rajin mengikuti lomba untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia saat kecil. Baik itu di kompleks perumahan tempat tinggalnya atau di sekolah.
Pemeran dalam film “Habibie & Ainun 3” serta “Trinity Traveler” mengenang, mengikuti berbagai perlombaan yang seru kala itu membangun rasa kebersamaan bersama teman-temannya.
Penyanyi yang menempuh pendidikan di Stanford, Amerika Serikat itu merayakan 75 tahun Kemerdekaan Indonesia dengan makan malam bersama bersama keluarganya di rumah.
Tapi makan malam yang dia bayangkan bukan sekadar mengenyangkan perut bersama orang tercinta, tapi diwarnai juga dengan diskusi hangat.
“Kita ingin celebrate dengan makan malam bareng yang pengin dibuat spesial dengan kita membahas sejarah Indonesia dan juga mengonsumsi moedia atau banyak informasi biar bisa sharing satu sama lain hari itu,” tutur penulis buku “Dear Tomorrow” dan “Kina and Her Fluffy Bunny”.
Berbeda halnya dengan Sherina. Ia mengaku, makna kemerdekaan sedang diuji di tengah pandemi COVID-19. Teror tak terlihat berupa virus yang membuat orang-orang tak bisa leluasa beraktivitas ini membuat setiap individu harus lebih bertanggung jawab atas segala aksinya, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. “Untuk menjaga kemerdekaan bangsa, kita kadang harus mengorbankan kebahagian yang harus ditunda dulu karena yang penting adalah keselamatan semuanya,” kata Sherina.
Sama seperti para pendahulu yang berkorban untuk memperjuangkan Indonesia bisa merdeka dari para penjajah, perjuangan masyarakat saat ini bisa juga membutuhkan pengorbanan. Perjuangan yang bisa dilakukan di antaranya, menahan diri untuk tidak bepergian untuk menekan penyebaran Virus Corona, khususnya untuk orang yang punya keleluasaan untuk bekerja dari rumah.
“Bagi mereka yang punya privilege di rumah untuk tidak kerja (di luar), kamu punya tanggung jawab lebih besar untuk tidak keluyuran ketika tidak perlu,” kata aktris “Petualangan Sherina” dan “Wiro Sableng 212”.
Bagi orang-orang yang terpaksa tetap beraktivitas di tengah pandemi, Sherina berpesan untuk tetap berhati-hati dan menerapkan protokol kesehatan. “Jangan lengah, jangan karena kamu kenal dengan orangnya, kamu jadi lebih santai. Tetap anggap kamu punya virusnya dan kamu enggak mau menularkan ke siapa-siapa,” kata dia.
Penyanyi kelahiran 11 Juni 1990 itu menegaskan, meski virus ini tak terlihat dan tidak menimpa orang sekitar, bukan berarti tidaklah nyata. “Sudah terlalu banyak yang gugur karena korban dari COVID-19, ini bukan hanya angka. Mereka punya keluarga, sahabat, impian dan rencana dalam hidup,” kata Sherina.
Sherina berharap, Indonesia bisa tetap bertahan menghadapi situasi genting ini.
“Mudah-mudahan semua ini bisa berlalu dan tidak terlalu banyak yang kehilangan dalam proses ini,” tukas dia. (ash)
Credit: Source link