JawaPos.com-Presenter dan creator konten Gofar Hilman mengaku bahwa dirinya mengalami kerugian besar usai isu pelecehan seksual yang dilakukannya mencuat ke publik. Isu tersebut viral, setelah seorang perempuan yang mengaku jadi korban pelecehan dari Gofar mencuit di Twitter pada pertengahan tahun lalu.
Namun akhirnya, kabar itu dibantah sendiri pemilik akun Twitter @quweenjojo tersebut, Dirinya meralat pernyatan awal dengan alasan dia sedang berimajinasi saat membuat pernyataan. Ketegangan yang sempat terjadi di antara keduanya pun berakhir damai.
Akibat pemunculan isu pelecehan seksual ke public itu, Gofar mengaku mengalami kerugian materi sangat besar mencapai Rp 10 miliar. Hampir semua jobnya dibatalkan dan Gofar juga dipecat dari Lawless Jakarta.
Kejadian tak mengenakkan tersebut membuat Gofar Hilman harus menurunkan gaya hidupnya. Dia memilih menjalani gaya hidup sederhana dan masih berjalan sampai sekarang. “Gaya hidup dikecilin. Banyak hal yang perlu adaptif. Banyak hal yang gue kurangin,” kata Gofar Hilman saat ditemui di bilangan Kebayoran Baru Jakarta Selatan, Senin (5/9).
Gofar kini kembali aktif berkarya lagi di dunia hiburan tanah air. Namun kondisi dia masih jauh dari kata stabil dan harus berjuang meniti lagi agar bisa tetap survive. Gofar Hilman menargetkan, kantor miliknya bisa beroperasi dengan normal lagi dan dia bisa menggaji karyawannya.
Bagi Gofar Hilman, gaya hidup mewah saat ini bukan menjadi prioritas utamanya. Dia harus realistis menyesuaikan dengan penghasilan. Dia pun tidak masalah sejumlah mobil koleksinya habis akibat kasus yang sempat menjeratnya. “Yang jadi masalah kalau gaya hidup kita lebih tinggi dari pada gaji. Selera lebih tinggi dari pada salary,” tutur Gofar Hilman.
Dia mengaku disaat kondisinya terpuruk, yang memberikan dukungan dan support bukan teman-temannya di dunia keartisan. Justru yang hadir memberikan dukungan moral kepada dirinya orang-orang yang sudah lama sekali tidak menjalin komunikasi. Mereka adalah teman-teman Gofar Hilman saat masih menimba ilmu di sekolah tingkat SMA.
“Itu surprise banget sih. Ketika gue jatuh, yang nolongin orang-orang yang sudah 20 tahun nggak ketemu. Ada temen yang selalu marahin gue namanya Syifa, anaknya almarhum Bu Tutty Alawiyah (mantan menteri pemberdayaan perempuan di era Soeharto, Red). Dia selalu marahin gue soal religi. ‘Makanya salat Far!’ hahaha, siap!’. Itu teman SMA, tapi mereka stay,” tandasnya. (*)
Editor : Dinarsa Kurniawan
Reporter : Abdul Rahman
Credit: Source link