Ketua Alumni IKA Unhas Jabodetabek, Andi Razak Wawo
Jakarta – Kebijakan `ngawur”, memalukan, dan “ngaco”, itulah umpatan yang dilontarkan Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (Ika-Unhas) Jabodetabek, Andi Razak Wawo ketika mendapat kabar dua mahasiswa Unhas harus kena skorsing dua semester hanya gegara menempelkan poster kritikan bertajuk “Kampus Rasa Pabrik” di Unhas, Makassar, Sulawesi Selatan.
Dua mahasiswa itu adalah Rezki Ameliyah dan Mohammad Nur Fiqri dari Jurussan Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip). Mereka pasang poster itu sebagai ungkapan kritis seteah mengikuti kegiatan diskusi.
Aspirasi yang mereka sampaikan itu, kata Razak Wawo, kemudian disalurkan melalui secarik poster dan menempelkannya di sejumlah titik kampus. Namun saat aksi itu, diciduk oleh satpam setempat dan langsung diamankan ke ruangan Wakil Rektor III. “Kabarnya saat itu juga langsung mendapat skorsing dua semester dengan anggapan vandalisme,” ujarnya.
“Itulah kalau Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaannya tidak ngerti organisasi dan hanya ketakutan yang ada dipikirannya terhadap gerakan-gerakan mahasiswa,” ujar Razak Wawo.
Harusnya, menurut Razak Wawo, pihak rektorat sadar diri bahwa mahasiswa diberikan sarana ekspresi dan yang dilakukan adik-adik mahasiswa Unhas masih dalam koridor kampus dan bukan luar kampus. “Suara rakyat di Kampus itu mahasiswa. Harus diberi hak berekspresi dan jangan malah dijadikan musuh,” kecamnya.
“Mematikan Kreatifitas Mahasiswa sama dengan menghancurkan masa depan Mahasiswa
. Apakah sekarang sdh jamannya kriminalisasi? Setahun diskorsing ibarat sama dengan masuk Penjara. Sebagai alumni Unhas, sekali lagi saya katakan, sangat memalukan. Tidak layak Wakil Rektor yang bikin kebijakan itu. Saya tegaskan, supaya diganti,” ujarnya.
Sementara itu dalam grup whatapps IKA Unhas Jabodetabek, kebanyakan menyesalkan kebijakan skorsing itu. Ajis Talaohu menuliskan, langkah tepat adalah gugat keputusan ini. Terlalu keras dan berat sanksi terhadap sesuatu yang hanya sifatnya sarkas. “Adik-adik mahasiswa Unhas harus melakukan protes keras, galang semua dukungan, tarik masuk Jaringan wartawan jadikan isu ini sebagai duka mahasiswa,” tulisnya.
“Insya Allah Teman-teman advokat dari IKA FH (Fakultas Hukum) UH Jabodetabek siap lakukan pendampingan dengan melakukan upaya hukum,” ujar Ajis.
Awaluddin dg Mattaro menuliskan kritiskan berjudul “UI & UNHAS”. Isinya, “
Mahasiswa UI mengkritik penguasa dengan kartu Kuning, penguasa anggap biasa saja.
Mahasiswa UH mengkritik Penguasa Kampus, malah dapat kartu Merah.
Mahasiswa UI tampil di Mata Najwa. Mahasiswa UH Tampil dengan Air Mata.”
TAGS : Universitas Hasanuddin Makassar Mahasiswa Unhas
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/28916/Alumni-Unhas-Jakarta-Kecam-Kebijakan-Skorsing-Mahasiswa-/