Bagi sutradara David O. Russell, Amsterdam adalah pesan tentang persahabatan dan cinta. Russell pun melengkapi proyeknya dengan amunisi lengkap: cast berbintang dan paduan banyak genre. Akankah proyeknya berhasil seperti American Hustle, yang rilis nyaris sedekade lalu?
—
PADA 1933, Perang Dunia I mulai ’’mendingin”. Para veteran perang yang belasan tahun lalu bertugas telah kembali ke Amerika Serikat. Mereka menjalani hidup yang sempat mereka tinggalkan. Dr Burt Berendsen (Christian Bale) kembali berpraktik di klinik kecilnya. Dia bereksperimen dengan pasiennya, yang sebagian besar juga veteran sepertinya. Burt menggunakan lagu hingga obat-obatan terlarang dalam terapinya.
Sahabatnya di Resimen 369 Harold Woodman (John David Washington) kembali ke profesi lamanya: pengacara. Dia mendapatkan klien spesial, Elizabeth ’’Liz” Meekins (Taylor Swift), putri jenderal Bill Meekins (Ed Begley Jr) yang jadi pimpinan Harold dan Burt semasa perang. Liz meminta bantuan keduanya. Dia yakin ayahnya meninggal secara tidak wajar.
Dua sahabat itu pun bergerak cepat. Burt dipaksa melakukan otopsi. Namun, belum tuntas penyelidikan, Harold dan Burt terseret ke masalah baru. Mereka dituding sebagai pembunuh.
Untuk membuktikan dirinya tak bersalah, keduanya segera mengurai benang kusut. Mereka menyelidiki ’’lingkaran” terdekat keluarga Meekins. Salah satunya, keluarga Voze yang merupakan pebisnis kaya di New York.
Di sana, Burt dan Harold bertemu Valerie (Margot Robbie), perawat yang menangani mereka selama perang. Saat itu, mereka juga mengikat kesepakatan di Amsterdam, Belanda, untuk saling terhubung satu sama lain. Valerie, tak dinyana, ternyata memiliki jejaring kuat dengan pihak yang dicurigai merupakan pembunuh Bill.
Namun, berbeda dengan dua sahabatnya yang bisa kembali bekerja, dia kini dikungkung di rumah keluarga. Valerie tak lagi bisa bekerja karena memiliki vertigo dan gangguan saraf. Hari-harinya pun diisi dengan menciptakan karya seni dari barang sisa perang, seperti pecahan peluru dan mesin X-ray lawas.
Amsterdam menjadi proyek sutradara-penulis naskah David O. Russell yang ambisius. Dengan cerita yang dikembangkan selama 4–5 tahun, dia mengumpulkan cast berbintang. Mulai Robert De Niro, Christian Bale, Margot Robbie, sampai Taylor Swift.
Setiap karakter diciptakan dengan begitu teliti dan ’’komplet”, tak peduli berapa lama screen time mereka nanti. Segala genre pun seakan tumplek bleg di sana: ada komedi, musikal, thriller, dan misteri. Formulanya mirip dengan American Hustle, karyanya yang rilis sembilan tahun lalu.
Sayang, ambisi Russell tak diimbangi eksekusi yang apik. Pesan simpel tentang cinta dan persahabatan dituturkan dengan ruwet. Paduan komedi, musik, dan misteri juga dieksekusi secara tanggung dan berantakan. Alhasil, film pun terasa panjang dan membingungkan. Para kritikus menilai, satu-satunya kelebihan Amsterdam adalah cast yang solid dan berdedikasi.
’’Film ini ibarat pertandingan all-star yang tiap orangnya punya bakat luar biasa dan tidak ada yang saling sikut,” ulas kontributor USA Today Brian Truitt.
Russell mengungkapkan, Amsterdam adalah film yang punya sentuhan personal. ’’Persahabatan dan cinta adalah fondasi film ini. Pilar ceritanya adalah tiga sahabat: Burt, Harold, dan Valerie. Mereka adalah teman yang melihat sisi terbaikmu sehingga saat kau terpuruk, mereka bisa membantumu kembali ke titik itu lagi,” imbuhnya.
Di proyek tersebut, dia juga menggandeng tiga pemeran utama dalam proses penggarapan. Robbie, pemeran Valerie, mengatakan, tidak banyak sineas yang melibatkan cast-nya begitu dalam. Bale pun menceritakan, dirinya diajak Russell untuk berkolaborasi dari tahap praproduksi hingga editing.
TRIVIA
– Awalnya karakter Harold diperankan Michael B. Jordan. Karena masalah jadwal, Jordan mundur dan digantikan John David Washington.
– Bale menyatakan, suaranya terlalu lantang dan sumbang sehingga dirinya diminta diam saat adegan bernyanyi bersama Taylor Swift.
– Selama pendalaman karakter di rumah, Robbie diprotes sang suami karena menciptakan karya seni dengan bahan tak lazim seperti mesin X-ray, metal, dan darah buatan.
– Rami Malek menceritakan, banyak cast yang memilih nongkrong di lokasi syuting ketimbang kembali ke trailer setelah jadwal mereka selesai.
Credit: Source link