JawaPos.com – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berupaya memenuhi pasokan minyak goreng untuk menekan harga yang sebulan terakhir ini melambung tinggi. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut, salah satunya cara memenuhi hal ini adalah melalui anak usaha Holding Perkebunan, PT Industri Nabati Lestari (INL).
Erick mengungkapkan, melalui anak usaha PTPN tersebut, perusahaan pelat merah juga sedang berupaya mengembangkan produksi turunan minyak kelapa sawit atau CPO. Erick mengaku, kemasan sederhana INL ini baru dikembangkan saat harga minyak melambung tahun lalu.
“Kita juga akan kontribusi sebagian dari (operasi pasar), tapi produk mereknya berbeda nanti. Kita pakai brand INL karena ini khusus brand ekonomis (value for money),” kata Erick dalam keterangannya, saat meninjau operasi pasar tambahan yang dilakukan PPTN di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, Minggu (9/1).
Erick mengatakan, harga minyak INL sesuai harapan pemerintah yakni Rp 14 ribu per liter yang tersedia dalam dua kemasan, yakni 450 ml dan 900 ml. Ia menyebut, BUMN harus memanfaatkan momentum dengan mulai mengenalkan kemasan sederhana khusus untuk pasar tradisional dengan brand INL.
“Untuk sementara akan beredar wilayah Medan dan Sumut dulu,” ucap Erick.
Erick menuturkan bahwa mulai bulan ini, BUMN telah memiliki tiga produk minyak dengan segmentasi berbeda. Yakni, Nusakita 100 persen price index dari market leader, Salvaco 92-95 persen, dan kemasan sederhana INL 88 sampai 90 persen.
“Kapasitas mesin pengemas baru mulai kita investasi tahun ini dan akan berkembang terus sampai 2023,” imbuhnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan operasi pasar yang dilakukan sesuai yang arahan Presiden Joko Widodo dengan target 1,2 juta liter minyak goreng. “Sesuai yang sudah diarahkan bapak presiden, makanya Kementerian BUMN dan PTPN melakukan operasi pasar tambahan yang di mana dari target 1,2 juta liter ujar Erick,” pungkasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link