JawaPos.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memprediksi angka kemiskinan bisa turun sekitar 1,07 persen oleh dua bantalan sosial yang diberikan pemerintah di tengah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Dua bantuan itu meliputi Bansos dan Bantuan Subsidi Upah (BSU).
“Berdasarkan hitungan dari penerima dan kalau hubungan dengan kemiskinan, dengan adanya bantuan tersebut, maka angka kemiskinan bisa ditekan lagi turun sebesar sekitar 1,07 persen untuk dua bantuan tersebut (bansos dan subsidi upah),” jelas Menkeu dalam keterangan tertulis, dikutip Minggu (4/9).
Menkeu menjelaskan, saat ini pemerintah menggelontorkan dana sebesar Rp 24,17 triliun pada masa kenaikan BBM. Jumlah tersebut diperuntukkan bagi 20,65 juta keluarga yang masing-masing akan mendapatkan Rp 150 ribu untuk empat bulan dengan total Rp 12,4 triliun.
Sementara, pemberian bantuan subsidi upah (BSU) sebesar Rp 600.000 per pekerja akan dibagikan kepada 16 juta pekerja yang berpenghasilan maksimal Rp 3,5 juta tiap bulan dengan total Rp9,6 triliun. Sedangkan, Rp 2,17 triliun yang berasal dari dana alokasi umum dan dana bagi hasil Pemerintah Daerah (Pemda) diperuntukan subsidi transportasi bagi angkutan umum, ojek online, dan nelayan.
Lebih lanjut, Sri Mulyani juga mengatakan kenaikan harga BBM pasti akan memiliki dampak yang cukup luas, baik dari sisi inflasi juga dari sisi kenaikan jumlah kemiskinan. Menyadari hal tersebut, pemerintah secara hati-hati terus melakukan perhitungan untuk melindungi masyarakat utamanya yang kurang mampu.
“Kenaikan dari bantuan sosial sebanyak Rp 24,17 triliun yang tadi mengcover 20,65 juta keluarga atau kelompok penerima, ini diperkirakan mencapai 30 persen keluarga termiskin di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Menkeu juga mengatakan, diperkirakan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi akan membuat 40 persen kelompok masyarakat kurang mampu mengalami penurunan daya beli hingga Rp8,1 triliun. Sehingga dengan adanya kenaikan bansos diharapkan akan mengurangi beban mereka dalam menghadapi tekanan akibat inflasi maupun kenaikan dari Pertalite dan Solar ini.
“Oleh karena itu, jumlah kompensasinya dibuat jauh lebih besar dari estimasi beban yang mereka akan hadapi. Yaitu tadi estimasi Rp8,1 triliun, kita memberikan Rp24,17 triliun,” pungkasnya.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link