Bandara Internasional Supadio, Kalimantan Barat.
Jakarta, Jurnas.com – PT Angkasa Pura II (Persero) menyiapkan dua bandara, yakni Tjilik Riwut di Kalimantan Tengah dan Supadio di Kalimantan Barat untuk mendukung Ibu Kota Baru Indonesia di Kalimantan Timur.
Presiden Joko Widodo, Senin (26/8), menyatakan bahwa pemerintah akan memindahkan ibu kota RI dari Jakarta ke Kalimantan Timur, lokasi tepatnya sebagian di Penajam Paser Utara dan sebagian di Kutai Kartanegara.
Saat ini Angkasa Pura II mengelola dua bandara di Kalimantan yaitu Bandara Tjilik Riwut di Palangka Raya (Kalimantan Tengah) dan Bandara Supadio di Pontianak (Kalimantan Barat).
President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan telah memiliki rencana pengembangan kedua bandara itu agar dapat optimal mendukung ibu kota yang baru di Kaltim.
“Bandara Tjilik Riwut dan Supadio siap mendukung ibu kota Indonesia yang baru di Kaltim. Selain membangun infrastruktur guna mendukung operasional bandara, AP II juga mengembangkan bandara dengan konsep multi airport system,” kata Awaluddin.
Konsep multi airport system, lanjut Awaluddin, secara umum akan membuat operasional bandara saling mendukung satu sama lain sehingga penerbangan dapat optimal dalam mendukung pertumbuhan perekonomian suatu wilayah.
Pengembangan berkonsep multi airport system saat ini diimplementasikan di Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Husein Sastranegara (Bandung), dan Kertajati (Majalengka).
Adapun terkait dengan pengembangan infrastruktur, di Bandara Tjilik Riwut, Palangkaraya, AP II menyiapkan investasi Rp480 miliar untuk pembangunan terminal baru seluas 20.553 meter persegi dan perpanjangan runway dari 2.600 meter menjadi 3.000 meter.
Saat ini Bandara Tjilik Riwut beroperasi dengan terminal baru seluas 29.124 meter persegi dan dapat menampung hingga 2.200 orang per hari.
Terminal baru itu dioperasikan oleh Angkasa Pura II sejak 28 Maret 2019. Sebelumnya, Angkasa Pura II memperolah hak pengelolaan Bandara Tjilik Riwut pada 19 Desember 2018 dari Kementerian Perhubungan.
Kemudian, pada 8 April 2019, terminal baru tersebut diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
“Kita harapkan bandar udara ini bisa menjadi sebuah motor pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Tengah. Itu terlihat dari jumlah penumpang yang meningkat sangat tinggi dan pertumbuhan kargo yang juga sangat tinggi,” ujar Presiden Jokowi saat meresmikan terminal baru Bandara Tjilik Riwut.
Sementara itu untuk Bandara Supadio di Pontianak (Kalbar), AP II saat ini tengah memperpanjang runway menjadi 2.600 x 45 meter. Proyek tersebut sudah dimulai tahun ini dan ditargetkan tuntas dalam 1,5 tahun ke depan.
Perpanjangan runway bertujuan agar Supadio dapat melayani penerbangan pesawat berbadan lebar atau widebody seperti Airbus A330.
Seiring dengan itu, maka nantinya Bandara Internasional Supadio dapat melayani penerbangan langsung untuk ibadah umroh dan haji.
“Pengembangan Bandara Tjilik Riwut dan Supadio, ditambah dengan implementasi konsep multi airport system yang menyelerasakan rute penerbangan, akan sangat membantu pengembangan ibu kota yang baru di Kalimantan.”
“Tentunya, AP II akan mengupayakan lebih banyak lagi penerbangan dari dan ke Kalimantan baik itu rute domestik mau pun rute internasional,” jelas Awaluddin.
AP II saat ini mengelola 16 bandara di seluruh Indonesia. Dalam waktu dekat, sebanyak 3 bandara lagi akan dikelola oleh AP II yaitu HAS Hanandjoeddin di Tanjung Pandang, Radin Inten II di Lampung, dan Fatmawati Soekarno di Bengkulu.(fyan)
TAGS : Angkasa Pura II Bandara Tjilik Riwut Bandara Supadio Ibu Kota Baru Indonesia
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin