JawaPos.com – Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menandatangi Momerandum of Understanding (MoU) untuk pembentukan Tim Genomic Surveillance.
Menristek/KaBrin Bambang Brodjonegoro menuturkan, tim ini dibentuk untuk dapat mengenali karakter virus Covid-19 yang tersebar di Indonesia, termasuk juga yang bermutasi.
“Kita ingin mempelajari dengan cepat apabila terjadi penyakit yang ternyata lebih berat. Kita juga perlu mendalami penanganan pasien dari hasil tim genomic surveillance,” jelas dia dalam Penandatanganan MoU Kemenkes dan Kemenristek/BRIN secara daring, Jumat (8/1).
Apalagi pemerintah pada 13 Januari mendatang hendak melalukan vaksinasi Covid-19. Jadi, antisipasi adanya mutasi virus ini perlu agar tidak menghalangi kemanjuran vaksin.
Baca Juga: Surabaya Tolak PSBB Jawa-Bali Selama 2 Pekan, Ini Respons Satgas Pusat
Baca Juga: Cahyo: Jokowi Sudah Menang 2-0
Baca Juga: Soal Drone Laut Tiongkok, Golkar Minta Retno dan Prabowo Tegas
“Saat ini belum ada hambatan untuk efektivitas vaksin dari mutasi yang ada. Tapi kita tidak bisa terlalu cepat lega karena disitu itulah fungsi genomic surveillance,” tambahnya.
Ia juga mengatakan, mutasi virus yang ditemukan Inggris dan Afrika belum masuk Indonesia. Meskipun begitu, langkah mitigasi perlu untuk menghindari adanya ancaman varian virus baru yang beredar di dalam negeri.
“Mengingat sampai hari ini data untuk virus sejenis flu itu baru masuk 115. Sementara kalau kita bandingkan dengan singapura yang penduduknya lima juta mereka sudah melakukan whole genome sequencing sebanyak seribu, dan mereka sudah menemukan satu individu yang terdampak virus dari Inggris itu,” tutupnya.
Credit: Source link