Antisipasi PHK Pekerja, Industri Baja Nasional Tetap Bikin Inovasi

JawaPos.com – Pelaku industri mendapat angin segar ketika pemerintah membuat kebijakan tentang larangan impor untuk proyek infrastruktur. Peluang dapat itu dimanfaatkan industri baja nasional untuk bangkit pada 2021.

Vice President Tatalogam Group Stephanus Koeswandi menilai, kewajiban penggunakan produk lokal pada proyek properti dan konstruksi di bawah kementerian PUPR bisa menjadi peluang bagi para pelaku usaha, khususnya di sektor industri baja ringan nasional. Dengan keputusan Kementerian PUPR tersebut, diharapkan ekonomi dapat pada tahun ini. Setidaknya ancaman gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat ditekan.

“Semenjak pandemi Covid-19 berlangsung hingga knii belum ada satupun pekerja kami yang dirumahkan,” klaim Stephanus Koeswandi kepada wartawan, Jumat (22/1).

Meski demikian, ujar Stephanus Koeswandi, bertahan di tengah kondisi sulit sejak dilanda pandemi covid-19 tidaklah mudah. Pelaku usaha terus berinovasi agar dapat bersaing dengan produk impor, sehingga utilitas produksi meningkat.

Baca juga: Pembangunan Makassar New Port Capai 63,75 Persen

Maka dari itu, jaminan kualitas produk yang sudah mengantongi sertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) dan peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) diharapkan dapat menghalau penggunaan baja impor. Tatalogam merupakan salah satu produsen nasional baja lapis aluminium seng. Selama ini dikenal dengan merek dagang Nexalume dan Taso dan Sakura Roof untuk rangka atap baja ringan.

“Kami terus berupaya untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan mengedukasi masyarakat untuk menggunakan produk ramah lingkungan,” terang Stephanus.

Di tempat lain, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, saat ini ada 100 ribu pekerja yang bernaung di industri baja. Mereka kini terancam PHK karena dampak masifnya serbuan baja impor yang masuk ke Indonesia.

“Kebijakan Menteri PUPR mengendalikan masuknya baja atau besi impor dari Tiongkok sangat kami dukung. Demi menyelamatkan industri nasional. Itulah safe guard. Cara yang paling mudah safe guard,” terang Said dalam konferensi pers virtual, Kamis (21/1).

Said Iqbal menuturkan, di tengah pandemi Covid-19 ini setiap negara berusaha untuk menyelamatkan ekonomi nasional. Dia mencontohkan Australia yang melakukan proteksi, perlindungan terhadap industri nasional. Baik itu sektor pertambangan maupun baja. Amerika melakukan hal yang sama. “Tapi tentu dalam batasan-batasan yang tidak melanggar aturan WTO. Yang sifatnya grey area, kita masih bisa masuk,” tandasnya.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

 


Credit: Source link