JawaPos.com – September adalah bulan yang sulit bagi para pelaku usaha di bidang kafe dan restoran. Sebab, PSBB (pembatasan sosial berskala besar) diterapkan di DKI Jakarta. Kebijakan di ibu kota itu berimbas pada pasar Surabaya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur (Jatim) Tjahjono Haryono mengatakan, sebenarnya sejak Agustus lalu ada kenaikan permintaan. Meski, peningkatannya belum terlalu signifikan. Tapi, situasi yang menunjukkan perbaikan tersebut justru tidak terasa pada September.
“Pada bulan ini malah terjadi penurunan, khususnya setelah DKI Jakarta menerapkan PSBB, warga atau masyarakat di Surabaya dan sekitarnya turut khawatir dengan kondisi tersebut,” ungkapnya Jumat (18/9).
Padahal, sejak pemberlakuan PSBB di Surabaya Raya hingga berakhir pada 8 Juni lalu, dampaknya terhadap industri food and beverage (F&B) signifikan. “Bahkan, setelahnya, sales industri F&B sangat berat untuk kembali ke kondisi 50 persen,” ujar Tjahjono.
Ditambah, perwali masih memberlakukan penerapan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat. Salah satunya, pembatasan jumlah customer yang harus 50 persen dari total kapasitas. Jadi, hingga kini belum ada indikasi peningkatan karena belum membaiknya penjualan.
Walau demikian, sampai akhir tahun pihaknya optimistis kinerja industri F&B masih bisa menunjukkan perbaikan. “Harapan kami, awal November bisa terjadi kenaikan. Tapi, semua tetap bergantung pada kondisi pandemi,” tuturnya.
Credit: Source link