Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman. (Foto: Handout/Bandar Algaloud/Pengadilan Kerajaan Saudi via Reuters)
Riyadh, Jurnas.com – Arab Saudi menahan 298 pejabat publik dalam dugaan upaya anti-korupsi baru di tengah laporan bahwa Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman berusaha untuk menyingkirkan saingan menuju ke tahta Saudi.
Sebuah badan anti-korupsi Saudi yang dikenal sebagai Nazaha mengumumkan pada Minggu (15/3) bahwa pihaknya sudah menangkap 298 pejabat pemerintah atas kejahatan seperti penyuapan, penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan total 379 juta riyal (USD101 juta).
Di antara pejabat yang ditahan, delapan pejabat menteri pertahanan diduga melakukan pencucian uang sehubungan dengan kontrak pemerintah selama tahun 2005-2015.
Dua hakim juga termasuk dalam daftar tersebut karena diduga menerima suap.
Sebanyak 29 pejabat kementerian dalam negeri lainnya di Provinsi Timur juga sudah ditahan, termasuk tiga kolonel, seorang mayor jenderal dan seorang brigadir jenderal.
Nazaha tidak memberikan rincian nama dan sedikit detail tambahan tentang kasus-kasus itu.
Pada November 2017, puluhan pejabat tinggi Saudi dan tokoh-tokoh ditahan dan ditempatkan di hotel mewah Ritz-Carlton di bawah pengamanan ketat atas tuduhan korupsi serupa.
Penahanan diperintahkan oleh Komite Anti Korupsi Arab Saudi yang dipimpin oleh bin Salman dalam tindakan keras yang diyakini secara luas bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya.
Gelombang baru penangkapan terjadi setelah pihak berwenang mengumumkan bahwa mereka juga berusaha untuk menindak pegawai pemerintah biasa yang ketahuan korupsi.
Sejumlah bangsawan Arab Saudi berpangkat tinggi, juga telah ditangkap dalam sepekan terakhir.
Penangkapan itu, yang mencakup calon saingan untuk singgasana Saudi, telah memicu spekulasi bahwa putra mahkota Saudi mungkin berusaha untuk lebih memperketat cengkeramannya pada kekuasaan menjelang kenaikannya dalam waktu dekat.
TAGS : Arab Saudi Mohammed bin Salman
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin