WASHINGTON, BALIPOST.com – Pemerintah Amerika Serikat akan mewajibkan hampir semua pengunjung asing ke AS untuk divaksin penuh terhadap COVID-19. Rencana ini sedang dimatangkan sebagai bagian dari pencabutan pembatasan perjalanan, kata seorang pejabat Gedung Putih kepada Reuters, Rabu (4/8).
Dikutip dari Kantor Berita Antara, pembatasan perjalanan yang selama masa pandemi diterapkan oleh AS telah menghalangi orang dari sebagian besar negara di dunia untuk memasuki negara itu. Gedung Putih ingin membuka kembali perjalanan yang akan memulihkan bisnis penerbangan dan industri pariwisata.
Namun, AS tidak siap untuk segera mencabut pembatasan karena meningkatnya kasus COVID-19 dan varian Delta yang sangat menular, kata pejabat itu. “Pemerintahan (Presiden Joe) Biden memiliki kelompok kerja antarlembaga yang bekerja untuk menyiapkan sistem baru ketika kami dapat membuka kembali perjalanan,” ujar pejabat itu.
Dia menambahkan bahwa itu termasuk “pendekatan bertahap yang seiring waktu akan berarti, dengan pengecualian terbatas, bahwa warga negara asing yang bepergian ke Amerika Serikat (dari semua negara) perlu divaksin sepenuhnya.”
Pembatasan perjalanan luar biasa oleh AS pertama kali diberlakukan terhadap China pada Januari 2020 untuk mengatasi penyebaran COVID-19. Bsnyak negara lain telah ditambahkan dalam daftar larangan perjalanan masuk AS itu, dan yang terbaru adalah India pada Mei.
Komentar pejabat itu adalah sinyal terkuat hingga saat ini bahwa Gedung Putih berupaya untuk melonggarkan pembatasan perjalanan tersebut. Pada Juli, Reuters melaporkan bahwa Gedung Putih sedang mempertimbangkan untuk mewajibkan pengunjung asing untuk divaksin yang merupakan bagian dari diskusi tentang cara melonggarkan pembatasan perjalanan.
Beberapa negara, termasuk Kanada dan Inggris, melonggarkan atau mencabut pembatasan perjalanan bagi warga Amerika yang telah divaksin. Gedung Putih telah menggelar diskusi dengan maskapai penerbangan dan lainnya tentang cara yang akan mereka gunakan untuk menerapkan kebijakan yang mewajibkan vaksin bagi para pengunjung asing.
Pemerintah AS juga harus menjawab beberapa pertanyaan lain termasuk tentang jenis bukti yang akan diterima sebagai tanda vaksinasi. Termasuk, apakah AS akan menerima masuk orang yang disuntik dengan vaksin yang digunakan beberapa negara tetapi belum disetujui oleh regulator AS.
AS saat ini melarang sebagian besar warga negara non-Amerika yang dalam 14 hari terakhir berada di Inggris, 26 negara yang masuk wilayah Schengen di Eropa tanpa kontrol perbatasan, Irlandia, China, India, Afrika Selatan, Iran, dan Brazil.
Saat ini, satu-satunya pelancong asing yang diizinkan untuk menyeberang melalui darat ke AS dari Meksiko dan Kanada adalah para pekerja sektor penting, seperti pengemudi truk atau perawat. Sejauh ini belum jelas berapa lama pemerintah AS akan mempertahankan pembatasan perjalanan yang berlaku saat ini. (kmb/balipost)
Credit: Source link