Bendera kebangsaan Korea Utara (L), Korea Selatan dan Amerika Serikat (Foto: Yonhap News)
Pyongyang – Media pemerintah Korea Utara mengecam Amerika Serikat atas upaya “jahat” mempertahankan sanksi terhadap Pyongyang.
Menurut Korean Central News Agency (KCNA), sanksi yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump dinilai sebagai biang kerok yang menghalangi kemajuan perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan.
Dilansir dari AFP, Korut tidak pernah membuat janji eksplisit untuk menyerahkan persenjataan nuklirnya. Sementara Dewan Keamanan PBB berulangkali menyerukan sanksi dan pembekuan fasilitas nuklir dan rudal Korut.
Washington pun dalam hal ini masih bersikukuh mendesak Pyongyang segera melakukan denuklirisasi, tanpa berbicara soal kelonggaran sanksi.
“Washington sedang memainkan permainan ganda,” demikian bunyi tulisan di KCNA atas nama Kim Chol Myong edisi Selasa (16/10).
“Kebijakan yang bermusuhan dan timbal balik tidak bisa berjalan bersama. Negosiasi tidak akan mengalami kemajuan jika ada hambatan sanksi,” lanjutnya.
Tidak ada rincian tentang sosok Kim Chol Myong. Namun selama ini tulisan yang tertera di KCNA selalu memiliki persetujuan dari pihak yang berwenang.
Tulisan tersebut diterbitkan selang beberapa hari setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengunjungi Pyongyang. Pompeo mengatakan telah ada pembicaraan produktif tentang denuklirisasi.
TAGS : Korea Utara Korsel Amerika Serikat
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/42350/AS-Rusak-Perdamaian-Korut-Korsel/