Direktur Central Intelligence Agency (CIA), Mike Pompeo (Foto: via Financial Tribune)
Jakarta – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Mike Pompeo, menyebut Iran sponsor terbesar terorisme di dunia. Untuk melawan itu, ia menjanjikan dukungannya kepada Arab Saudi dan Israel selama perjalanan luar negerinya yang pertama sebagai sekretaris negara Minggu (29/04).
Pompeo, yang dikonfirmasi oleh Kongres sebagai diplomat teratas pekan lalu, di kedua negara itu mengulangi ancaman Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir dengan Iran jika tidak dikerjakan ulang.
“Kami bertekad untuk memastikan Iran tidak pernah memiliki senjata nuklir,” kata Pompeo pada konferensi pers bersama di Riyadh dengan Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.
“Kesepakatan Iran dalam bentuknya saat ini tidak memberikan jaminan itu,” tambahnya.
Pompeo, yang tiba di Arab Saudi pada Sabtu malam, bertemu dengan Raja Salman dan putranya yang berusia 32 tahun, Putra Mahkota Mohammed.
Minggu lalu, Pompeo berbicara dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, di mana dia mengatakan hubungan yang kuat dengan sekutu seperti Israel sangat penting bagi upaya untuk melawan aktivitas destabilisasi.
Mantan direktur CIA sebelumnya berjanji untuk membantu Saudi dengan kebutuhan pertahanannya.
“Amerika siap untuk berdiri bersama Arab Saudi,” kata Pompeo. “Bangsa-bangsa di Timur Tengah tidak bisa menunggu kekuatan Amerika untuk menghancurkan terorisme bagi mereka.”
Jubeir dan Netanyahu mendukung oposisi AS terhadap perjanjian nuklir pada tahun 2015 antara Iran dan AS dan lima kekuatan dunia lainnya. Sebagai imbalan untuk membatasi program nuklir Iran, negara Timur Tengah menghindari sanksi internasional.
“Tidak seperti pemerintahan sebelumnya, kami tidak akan mengabaikan cakupan luas terorisme Iran. Iran memang sponsor terbesar terorisme di dunia,” kata Pompeo selama konferensi pers di Saudi Arbabia di mana ia menggambarkan Iran sebagai ancaman terorisme terbesar.
“Iran hanya bersikap buruk sejak kesepakatan itu disetujui,” lanjutnya.
Dia mengatakan Iran melakukan kampanye cyberhacking, mempersenjatai pemberontak Houthi di Yaman dengan rudal menembaki Saudi Arbabia dan mendukung rezim pembunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad.
“Kami bertekad untuk memastikan tidak pernah memiliki senjata nuklir,” ujar Pompeo.
“Kesepakatan Iran dalam bentuknya saat ini tidak memberikan jaminan itu. Kami akan terus bekerja dengan sekutu Eropa kami untuk memperbaiki kesepakatan itu. Tetapi jika kesepakatan tidak dapat dicapai, presiden telah mengatakan bahwa dia akan meninggalkan kesepakatan itu.”
Sebagaimana dipersyaratkan oleh Kongres, presiden harus mengesahkan kembali perjanjian tersebut setiap beberapa bulan. Trump telah menetapkan 12 Mei sebagai tenggat waktu.
Pompeo juga mengatakan kesepakatan Iran sangat cacat saat tampil dengan Netanyahu. “Kami tetap prihatin dengan ancaman eskalasi berbahaya Iran terhadap Israel dan kawasan itu,”ujarnya.
Pompeo juga mengatakan Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk mencapai perdamaian abadi dan komprehensif yang menawarkan masa depan yang cerah bagi Israel dan Palestina.
Ia menyebut batas-batas kedaulatan Israel di Yerusalem tetap tunduk pada negosiasi di antara para pihak.
Kedutaan AS baru akan dibuka pada 14 Mei di Yerusalem dari Tel Aviv, sebuah langkah yang telah dikutuk oleh Palestina dan negara-negara Arab lainnya.
“Dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan pusat pemerintahannya, kami mengakui kenyataan,”tuturnya.
TAGS : Pompe Amerika Iran Nuklir
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/33450/AS-Tuding-Iran-Sponsor-Terbesar-Terorisme-di-Dunia/