Sama halnya dengan membaca, kegiatan menulis punya segudang manfaat untuk perkembangan berpikir anak. Namun, bagi sebagian anak, menulis dirasa kurang menarik dan membosankan. Mendongeng jadi alternatif menyenangkan untuk merangsang anak mau belajar menulis kreatif.
—
SEBANYAK 50 pelajar kelas III-VI dari empat sekolah dasar di Surabaya memenuhi ruang anak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur pada Sabtu (22/10). Salah satunya, Zafran. ”Zafran dari umur 3 tahun saya bikinkan kartu perpustakaan. Sebelum kenal gadget sama TV, saya bacakan cerita sampai akhirnya tertarik. Selesai baca, saya minta, ayo tuliskan,” tutur Melani Sagita yang menemani sang anak.
Zafran dan anak-anak lainnya mengikuti pelatihan menulis cerita yang diadakan komunitas Kumpul Dongeng Surabaya bersama Kecil-Kecil Punya Karya, Mizan. Rangkaian Festival Dongeng Surabaya 2022 itu mewadahi para calon penulis cilik untuk mengembangkan minat dan bakatnya.
Melani menuturkan, awalnya Zafran kecil menolak dan mengeluh capek kalau harus menulis tangan. Tidak kehabisan ide, Melani menyerahkan laptopnya untuk digunakan mengetik. Dia membiarkan buah hatinya bereksplorasi mengetik sesuka hati. ”Waktu itu dia bikin cerita dari apa yang dia baca. Tokohnya ngambil dari situ, tapi dia kembangkan,” lanjutnya.
Meski baru duduk di kelas IV, minat literasinya cukup tinggi. Tak hanya dalam hal menulis, Zafran kerap mewakili sekolahnya untuk lomba mendongeng. Dia juga jadi lebih berani tampil di depan umum.
Koordinator Kumpul Dongeng Surabaya Febri Tri Handayani menyebut kosakata anak yang sering didongengi lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak pernah didongengi. ”Anak itu jadi berani mengeksplorasi dirinya, lebih empati kepada orang, perbendaharaan katanya lebih luas,” ujar perempuan yang akrab dipanggil Bunda Febri tersebut.
Mendongeng juga menjadi cara efektif menstimulasi imajinasi anak. Dari sana, orang tua dapat mengarahkan anak untuk menuangkan imajinasinya ke dalam cerita dengan menuliskannya. Apalagi, kadar imajinasi di usia anak-anak hingga remaja cukup tinggi. Sebab, anak mulai kritis dalam menghadapi persoalan di lingkungan mereka.
”Mendongeng itu membuka imajinasi anak dalam menulis. Anak akan terlihat minatnya menulis saat dia suka membaca, bercerita, suka sekali menceritakan apa yang terjadi pada dirinya atau langsung menuliskannya,” jelas Bunda Febri.
Selain mendongeng, ada banyak cara lain yang dapat dilakukan untuk mengasah imajinasi anak. Di antaranya, mengajak ke kebun binatang, pergi ke taman, bermain ke tempat wisata, dan rajin mengajak anak berkomunikasi. Misalnya, membiasakan anak menceritakan kegiatannya dari pagi sampai sore.
”Menjadi orang tua itu tidak hanya kita mengasuh anak, memberi makan, menyekolahkan. Ortu itu harus bisa semuanya, termasuk menyanyi walaupun suara fals, itu meningkatkan imajinasi anak,” paparnya.
Cara paling mudah memancing imajinasi anak adalah memintanya menulis fiksi. Tidak melulu menyuruhnya menuliskan pengalaman berlibur yang konsepnya memindahkan kejadian ke dalam tulisan. Itu fiksi juga menantang anak menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada. Sekaligus mengasah kemampuan otak kanannya karena ada unsur imajinasi, kreativitas, emosi, dan membuat konsep.
FUN TIPS!
DORONG ANAK MENULIS KREATIF
– Biasakan anak membaca buku cerita. Minta mereka menceritakan kembali apa yang selesai dibaca dan menuliskannya. Biarkan anak bebas mengembangkan atau menulis lanjutan cerita dari buku yang dibaca.
– Buatlah gambar wajah yang belum memiliki ekspresi, tanpa mata, alis, hidung, dan bibir. Biarkan anak melengkapi gambar sesuai imajinasinya. Minta anak membuat cerita tentang gambar wajah yang telah dibuat.
– Ajak anak bermain surat-suratan. Mintalah anak menuliskan apa yang dia ingin ungkapkan, misalnya tentang karakter superhero favoritnya.
– Gunting gambar di majalah atau cerita bergambar. Tempelkan pada kertas karton menyerupai kartu. Kocok beberapa kartu, lalu anak mengambil satu. Minta anak berimajinasi dengan gambar yang dipilih dan menuliskannya menjadi cerita bersambung.
MANFAAT BELAJAR MENULIS CERITA
• Merangsang imajinasi dan kreativitas anak
• Mengasah kemampuan berpikir kreatif, independen, dan kritis
• Membangun pengembangan karakter anak
• Meningkatkan kemampuan bahasa dan komunikasi anak
• Meningkatkan self-esteem anak
Credit: Source link