JawaPos.com – PT Astra International Tbk (Persero) mencatat kinerja baik hampir di seluruh divisi bisnis pada semester pertama tahun 2022. Mereka berhasil mengantongi laba bersih senilai Rp 18,17 triliun, naik 105,5 persen dibandingkan semester 1 2021 sebesar Rp 8,8 triliun.
Presiden Direktur Djony Bunarto Tjondro mengatakan, melonjaknya laba bersih disebabkan pendapatan bersih Grup Astra yang naik 33,79 persen menjadi Rp 144 triliun. Selain itu, karena didukung kondisi ekonomi yang membaik dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan.
“Pada semester pertama tahun 2022, Astra Grup mencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan,” kata Djony Bunarto dalam keterangannya, Kamis (22/9).
Ia menjelaskan, laba bersih grup tersebut termasuk dengan keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo mencapai Rp 18,2 triliun. Nilai tersebut tercatat 106 persen lebih tinggi dibandingkan semester pertama tahun 2021.
Selain itu, laba bersih divisi otomotif grup tercatat meningkat 29 persen menjadi Rp 4,3 triliun. Hal itu tercermin dalam penjualan mobil nasional yang meningkat 20 persen menjadi 450.000 unit pada semester pertama tahun 2022.
“Sementara penjualan mobil Astra naik 23 persen menjadi 259.000 unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 53 persen menjadi 54 persen dan telah diluncurkan 18 model baru dan 10 model revamped,” jelasnya.
Sementara itu, penjualan Astra atas sepeda motor Honda turun 13 persen menjadi 1,6 juta unit karena kendala produksi akibat masalah ketersediaan semikonduktor.
Namun, penurunan tersebut masih ditutupi dengan laba bersih dari jasa keuangan yang naik 36 persen menjadi Rp 2,9 triliun. Pada divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat 131 persen menjadi Rp 6,2 triliun.
“Terutama disebabkan peningkatan kontribusi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara, yang seluruhnya diuntungkan oleh harga batu bara yang lebih tinggi,” ujarnya.
Adapun yang lainnya, pada divisi agribisnis grup laba bersih meningkat 25 persen menjadi Rp 645 miliar yang dipicu oleh tingginya harga minyak kelapa sawit. Divisi infrastruktur dan logistik mencatat peningkatan laba sebesar Rp 353 miliar terutama disebabkan peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol.
Divisi teknologi informasi mencatat laba bersih yang meningkat sebesar Rp 24 miliar. Sedangkan divisi properti tercatat penurunan laba bersih sebesar 12 persen dari tahun lalu.
“Terutama karena laba bersih yang lebih rendah dari Anandamaya Residences yang berasal dari beberapa unit terakhir yang tersisa,” tuturnya.
Kendati demikian, Djony memprediksi pihaknya akan terus awas dan berupaya kuat dalam menghadapi ketidakpastian dan situasi ekonomi yang belum stabil.
“Kinerja Grup untuk sisa tahun ini diperkirakan akan tetap kuat, meskipun grup diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliputi ketidakpastian,” pungkasnya.
Editor : Banu Adikara
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link