NAYPYIDAW, BALIPOST.com – Pemimpin Myanmar yang digulingkan Aung San Suu Kyi akan hadir di pengadilan melalui konferensi video minggu ini. Ia akan disidang atas tuduhan yang diajukan terhadapnya oleh junta militer baru, kata pengacaranya, Senin (15/2) waktu setempat.
Panglima Angkatan Darat Jenderal Min Aung Hlaing menyatakan kudeta 1 Februari dilakukan karena adanya kecurangan dalam pemilihan November. Suara dalam Pemilu di Myanmar itu disapu oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin Suu Kyi.
Dua hari setelah kudeta, peraih Nobel berusia 75 tahun itu didakwa dengan tuduhan yang tidak biasa karena melanggar undang-undang impor dan ekspor Myanmar, setelah penggeledahan di rumahnya menemukan walkie-talkie.
Presiden Win Myint – yang, seperti Suu Kyi, ditahan dalam serangan fajar pada 1 Februari – didakwa melanggar pembatasan virus corona ketika dia ikut serta dalam acara kampanye September lalu yang menarik ratusan orang.
Keduanya diperkirakan akan diinterogasi pada Selasa dan Rabu, kata pengacara Khin Maung Zaw di luar pengadilan di Naypyidaw, ibu kota Myanmar, setelah bertemu dengan seorang hakim. “Saat mereka dibawa ke pengadilan pada 16 dan 17 Februari, mereka akan diperiksa melalui video-conference,” katanya dikutip dari AFP.
Masa penahanan mereka akan berakhir pada hari Rabu, kata pengacara – meskipun kemungkinan akan diperpanjang. Dia menambahkan bahwa dia juga diharapkan mewakili Win Htein, seorang eksekutif NLD yang ditangkap setelah kudeta.
Tangan kanan dan orang kepercayaan Suu Kyi, Win Htein, diwawancarai oleh media lokal pasca-kudeta, menyerukan kepada rakyat Myanmar untuk “menentang (kudeta) sebanyak yang mereka bisa”. Pendukung NLD yang berusia 79 tahun itu telah didakwa dengan pencemaran nama baik, kata Khin Maung Zaw.
Khin Maung Zaw, yang belum diizinkan untuk bertemu dengan kliennya, berkata: “Kami berusaha sebaik mungkin untuk bertemu dengan mereka.”
Sejak kudeta, sekitar 400 orang telah ditahan, menurut kelompok pemantau Asosiasi Bantuan Tahanan Politik. Banyak yang ditangkap adalah pendukung politik Suu Kyi, pihak berwenang juga meningkatkan penahanan warga sipil yang mengambil bagian dalam protes nasional terhadap junta militer.
Pasukan keamanan pekan lalu melancarkan serangan larut malam di markas NLD di Yangon. Menyita perangkat komputer, memotong kabel server, dan membobol brankas partai. (Diah Dewi/balipost)
Credit: Source link