Ilustrasi minum obat karena terserang penyakit (foto: RTE)
Tokyo, Jurnas.com – Avigan, obat asal Jepang yang dipercaya dapat menjadi obat untuk pasien virus corona baru (Covid-10), diragukan keampuhannya dan memiliki risiko tinggi.
Ahli virus asal Universitas KU Leuven Belgia, Dr. Delang, mengatakan obat yang diproduksi oleh Fujifilm Holdings Corp itu berpotensi dapat menyebabkan cacat lahir bagi perempuan melahirkan, sebagaimana laporan Wall Street Journal pada 6 Maret 2020 lalu.
“Mereka harus benar-benar berhati-hati. Perempuan, katakanlah berusia 18-40 tahun, bukan benar-benar kelompok risiko (Covid-19). Jadi saya tidak akan menjadikan mereka objek uji coba,” ujar Delang yang telah mempelajari Avigan.
“Dengan sendirinya, saya tidak terlalu optimis. Akan lebih baik untuk menggabungkannya dengan sesuatu karena mungkin tidak akan cukup manjur,” imbuh dia.
Percobaan Avigan telah dilakukan pada awal bulan ini di Jepang, yang dipimpin oleh Universitas Kesehatan Fujita. Dan Dr. Yohei Doi, yang mengepalai uji klinis obat tersebut memastikan bahwa uji coba tidak melibatkan perempuan hamil.
Sebelumnya, Avigan belum pernah digunakan di Jepang untuk flu biasa. Pasalnya, hasil uji coba pada monyet, kelinci, dan tikus menemukan bahwa jika perempuan hamil mengonsumsi Avigan, dapat menyebabkan kelainan pada janin, bahkan mampu membunuh janin.
Efek samping Avigan serupa dengan Thalidomide, obat yang dijual oleh Jerman pada era 1950-an, yang saat ini banyak diresepkan untuk perempuan hamil.
Hasilnya, ribuan anak dilahirkan dalam keadaan cacat. Karenanya, Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) Amerika Serikat (AS) memastikan obat tersebut tidak pernah dijual secara komersil di AS. Peredarannya pun dikontrol ketat.
Kehati-hatian serupa juga perlu diterapkan pada Avigan, menurut profesor emeritus di Universitas Toyama, Kimiyasu Shiraki. Merujuk pada Thalidomide, dia berkata, “Jika kita hanya punya satu kasus seperti itu, maka selesai.”
Bagaimanapun, China setuju menggunakan Avigan, yang secara umum dikenal sebagai favipiravir, untuk digunakan dalam uji klinis. Beberapa negara lain tertarik untuk mendapatkan obat itu, termasuk Indonesia, menurut keterangan juru bicara Fujifilm.
Fujifilm sebelumnya pernah melakukan uji coba Avigan pada lebih dari 1.000 pasien flu antara 2013 dan 2015. Namun hasil uji coba tersebut tidak pernah dipublikasikan secara penuh, meskipun FDA mewajibkan publikasi dalam satu tahun penyelesaian.
Terkait hal ini, juru bicara Fujifilm beralasan karena beberapa hasil kurang signifikan secara statistik.
TAGS : Avigan Obat Covid-19 Virus Corona
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin