JawaPos.com – Bencana wabah Covid-19 menimbulkan ketidakpastian ekonomi dunia hingga perputaran roda perekonomian tersendat. Kaum menengah atas pun enggan merogoh kantongnya untuk berbelanja dan memilih menanam hartanya di bank dan aset investasi lainnya.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan, jumlah dana pihak ketiga (DPK) di perbankan semakin menggunung, sementara pertumbuhan kredit sangat landai. Artinya, ada ketidakseimbangan dalam data perbankan nasional saat ini.
“Data penabung meningkat pesat. Kalau hitungan kami secara industri, DPK tahun ini bisa tumbuh di atas 8 persen, padahal kredit maksimal (tumbuhnya) hanya 1,5 persen,” ujarnya dalam webinar Bincang APBN 2021 secara virtual, Selasa (13/10).
Menurutnya, peningkatan DPK tersebut lantaran jumlah tabungan dari nasabah terus meningkat. Khususnya nasabah kalangan menengah ke atas. Tabungan di atas Rp 5 miliar hingga hari ini sudah naik menjadi Rp 373 triliun. Angka itu meningkat lebih dari 3 kali lipat dari tahun lalu
“Jadi, kalau dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu hanya Rp 115 triliun. Kalau dibandingkan full 2018 dan 2019 itu hanya Rp 130 dan Rp 162 triliun,” tuturnya.
Andry memaparkan, nasabah yang menabung di atas Rp 5 miliar itu berasal dari kategori nasabah institusi dan individu. Bahkan sepanjang Agustus jumlah penabung kategori itu meningkat Rp 149 triliun.
Dengan demikian, hal tersebut mengindikasikan bahwa masyarakat menengah ke atas saat ini lebih memilih untuk menyimpan uangnya ketimbang membelanjakan. Padahal jika masyarakat menengah atas ragu untuk berbelanja, maka roda ekonomi sulit berputar. Hasilnya, masyarakat di kalangan menengah ke bawah semakin terpuruk.
Editor : Estu Suryowati
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link