DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengatakan sekitar Juni-Juli, Bali akan dibuka untuk wisatawan mancanegara dengan membuka kembali penerbangan internasional di Bandara Ngurah Rai. Hal ini disambut baik pelaku pariwisata Bali.
Namun, dalam melakukan persiapan “open border” ini, pemerintah diminta melibatkan pelaku pariwisata lokal. Permintaan ini dilontarkan Ketua Bali MICE Forum (BMF), Putu Gede Wiwin Gunawasika, Selasa (23/3).
“Kami dari BMF mendukung langkah Menparekraf. Kami rasa ini perlu dilakukan dan alangkah baiknya jika bisa sekaligus digunakan sebagai ajang promosi kesiapan Bali terkait “re-open travel border” bagi wisatawan mancanegara,” ujarnya, dalam rilis yang diterima.
Terkait sejumlah program dan simulasi, pria yang juga menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Kadin Bali bidang MICE dan Special Event ini meminta agar professional conference organizer dan event organizer (PCO/EO) Bali dilibatkan dalam program-program percepatan pemulihan tersebut. “PCO/EO Bali khusus dalam situasi yang sangat tidak biasa ini, seyogyanya diberikan kesempatan untuk menjadi pemain di daerahnya sendiri saat border wisatawan ke Bali dibuka,” harapnya.
BMF merupakan forum komunikasi 4 asosiasi di Bali di bidang Business Events (MICE & Special Events) yaitu ASPERAPI, INCCA, IVENDO dan SIPCO, yang didirikan atas inisiasi Bersama, BTB dan BaliCEB. Saat dideklarasikan pada 13 Oktober 2020, ditandatangani nota kesepahaman yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati dan Kepala BI KPw Bali, Trisno Nugroho serta Ketua Bali Tourism Board (BTB), IB Agung Partha Adnyana.
Harapan sama juga dilontarkan Ketua DPD Industri Event Indonesia (IVENDO) Bali, Grace Jeanie. Ia mengatakan kerja besar pemulihan pariwisata Bali, bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah saja namun harus mampu melibatkan partisipasi masyarakat untuk mewujudkannya. “Hal inilah yang mendorong DPD IVENDO Bali untuk terus menggaungkan semangat Engage, Collaborate, Accelerate,” ujarnya.
Menurut Jeanie yang juga Managing Director JP Pro Bali event organizer, sejatinya pelaku industri penyelenggaraan kegiatan memiliki peran dan peluang yang besar dalam memberikan kontribusi bagi pemulihan pariwisata di Bali. “Sama strategisnya dengan industri penerbangan dan usaha biro perjalanan. Semuanya bersifat “menggerakkan” (mover),” tegasnya.
Oleh sebab itu, terkait dana hibah untuk pariwisata, ia mengharapkan pemerintah pusat dan daerah juga memberikan stimulus kepada pelaku industri penyelenggara kegiatan di Bali.
Sesungguhnya banyak sekali pekerjaan yang dapat diberikan kepada ribuan pekerja event yang saat ini jobless di Bali.
“Jangan berikan ikannya, tapi berikan kailnya. Buka ruang dan kesempatan yang lebih luas dan lebih merata untuk dapat mengakses dan memproduksi event-event di Bali. Tidak melulu menjadi sub-kontraktor dari EO-EO di pusat,” tandas Jeanie. (kmb/balipost)
Credit: Source link