Alexei Navalny (Foto: UPI)
Jakarta – Mahkamah Agung Rusia menolak permintaan banding Alexei Navalny untuk mencalonkan diri sebagai presiden.
Setelah keputusan tersebut diumumkan pada Sabtu (30/12), kritikus pemerintah tersebut mendesak dilakukannya demonstrasi nasional pada tanggal 28 Januari dan memboikot pemilihan pada tanggal 18 Maret.
“Kami tidak mengakui pemilihan tanpa persaingan,” kata Navalny, yang tidak menghadiri persidangan di Moskow, yang diposting di Twitter .
Pengacaranya Ivan Zhdanov mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax bahwa kasus tersebut akan diajukan ke Pengadilan HAM Eropa.
Sebelumnya, Komite Pemilu Pusat Rusia mengatakan Navalny, 41, tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan jabatan publik sampai setidaknya 2028 karena adanya kecurangan.
Setelah dihukum pada Februari lalu oleh pengadilan di Kirov, Novalny mengatakan bahwa dia berencana untuk mencalonkan diri dan memenuhi syarat karena hanya mereka yang berada di priso yang dilarang dan dia menjalani masa percobaan selama enam tahun dalam skema penggelapan 500.000 dollar pada tahun 2014. Aktivis tersebut juga memiliki lima tahun ditangguhkan pada tahun 2013 atas tuduhan penipuan.
Navalny mengatakan tuduhan tersebut dibuat untuk mencegahnya menghadapi Vladimir Putin dalam pemilihan presiden bulan Maret. Putin, yang telah berkuasa selama 18 tahun, memiliki peringkat persetujuan 80 persen dan mengatakan sebagian besar tokoh oposisi saat ini lebih fokus pada membuat keonaran dan bukan cara untuk memberi manfaat bagi negara tersebut.
Navalny melakukan polling sekitar 2 persen namun mengatakan akan mengalahkan Putin dalam pemilihan jujur jika dia dapat dengan leluasa mempromosikan kebijakan anti-korupsinya.
Pada hari Minggu, ribuan orang berkumpul untuk mendukung Navalny di dekat Moskow.
Dia telah ditahan secara administratif selama beberapa hari karena mengadakan pertemuan publik yang tidak sah.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/27121/Banding-Ditolak-Alexei-Serukan-Boikot-Piplres-Rusia-/