JawaPos.com – Inflasi menjadi perhatian bagi banyak pihak. Apalagi sudah mencapai 5,95 persen year-on-year pada September. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan inflasi mencapai 6,27 persen.
Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan, hasil riset tim ekonom bank pelat merah itu menunjukkan bahwa kondisi ekonomi Indonesia masih cukup kuat. Berbagai indeks ekonomi, baik produsen maupun konsumen di tanah air, masih bergerak dengan kencang.
“Dengan kondisi seperti itu, kami masih meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III akan lebih tinggi daripada pertumbuhan di kuartal II,” jelasnya dalam sambutan Mandiri Economic Outlook kuartal III 2022 secara virtual Selasa (4/10).
Dia menjelaskan, pertumbuhan PDB kuartal II 2022 sebesar 5,44 persen merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Hal tersebut disebabkan Indonesia merupakan salah satu negara yang punya penopang. Yakni, sumber daya alam.
Sebab, hambatan ekonomi terbesar tahun ini bukanlah pandemi, melainkan krisis geopolitik yang dipicu konflik Rusia dan Ukraina sehingga banyak negara sulit mendapatkan komoditas. “Yang diuntungkan justru negara seperti Indonesia. Karena kebutuhan komoditas naik, kinerja ekspor juga terkerek,” tegasnya.
Tercatat, lanjut dia, surplus neraca perdagangan periode Januari–Agustus 2022 mencapai USD 34,9 miliar. Jauh lebih tinggi daripada periode yang sama pada 2021 sebesar USD 20,7 miliar.
Satu-satunya tekanan ekonomi RI adalah inflasi yang mulai terkerek. Namun, hal itu terdampak kebijakan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat (AS). Dia mencontohkan, bank sentral AS menaikkan suku bunga sehingga melemahkan nilai tukar rupiah.
“Bank sentral Indonesia pastinya harus mengimbangi langkah AS. Dan menurut proyeksi, kenaikan suku bunga AS bakal berlanjut hingga tahun depan,” paparnya.
Dengan asumsi tekanan inflasi dua bulan terakhir melandai, Bank Mandiri memprediksi inflasi 2022 berada di kisaran 6,27 persen.
Credit: Source link