JawaPos.com – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang tahun 2021 mendatang hanya menargetkan sebanyak 30 pencatatan efek baru. Ini terdiri atas saham, obligasi korporasi dan pencatatan efek lain seperti Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA).
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi memaparkan, pihaknya akan berupaya melakukan kegiatan sosialisasi untuk perusahaan tercatat dan calon perusahaan tercatat untuk memenuhi target tersebut. Disamping itu, pihaknya juga secara berkesinambungan mendukungan pengembangan, serta kepatuhan Anggota Bursa (AB) dan Partisipan.
“Rencana pengembangan bursa yang akan kami lakukan telah melalui serangkaian koordinasi dan masukan dari seluruh stakeholders pasar modal, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia, pemerintah, AB, SRO dan kalangan asosiasi,” ujar Inarno dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/10).
Lebih jauh Inarno melanjutkan, BEI akan berupaya melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor pasar modal di masa pandemi Covid-19. Langkah tersebut akan dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan literasi, inklusi dan aktivasi melalui media online.
“Kami lakukan untuk membangun BEI menjadi penyelenggara perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien, serta memberikan nilai tambah bagi industri jasa keuangan secara keseluruhan,” imbuhnya.
Berdasarkan target dan rencana di 2021 tersebut, kata Inarno, BEI menargetkan total pendapatan di tahun depan mencapai Rp 1,12 triliun atau bertumbuh 17,36 persen dari total pendapatan RKAT 2020 (revisi) senilai Rp 957,54 miliar. Sedangkan, proyeksi atas biaya usaha BEI di 202 sebesar Rp 960,91 miliar, sehingga laba sebelum pajak bisa mencapai Rp 162,87 miliar.
Setelah dikurangi estimasi beban pajak sebesar Rp 43,15 miliar, maka laba bersih BEI di 2021 diperkirakan sebesar Rp 119,72 miliar. Asapun total aset BEI pada 2021 diproyeksikan mencapai Rp 3,16 triliun atau meningkat 7,07 persen dari RKAT 2020 (revisi) sebesar Rp 2,95 triliun. Pada 2021 BEI akan memiliki saldo akhir kas dan setara kas (termasuk investasi jangka pendek) sebesar Rp 1,63 triliun.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Romys Binekasri
Credit: Source link