Anggota Komisi VII DPR RI, Sartono Hutomo
Jakarta, Jurnas.com – Mundurnya Staf Khusus Milenial Presiden, Adamas Belva Syah Devara menjadi pelajaran berharga bagi Stafsus Presiden Milenial dan mereka yang ada di lingkungan Istana Presiden untuk selalu berhati-hati dan menjunjung tinggi amanah yang sedang diembannya.
Menurut Kepala Departemen Perekonomian Nasional Partai Demokrat ini, seorang pejabat negara harus menghindari kebijakan atau keputusan yang berpotensi akan menimbulkan konflik kepentingan (Conflict of interest).
Diketahui, Keputusan Belva mundur ini diambil setelah muncul polemik terkait isu konflik kepentingan yang ramai dibincangkan publik dalam beberapa hari terakhir.
Penyebabnya, perusahaan startup yang didirikan dan dipimpin Belva, Ruangguru, terpilih sebagai salah satu mitra program Kartu Prakerja.
“Ada suasana Batin yang perlu kita pahami, saudara Belva Deva masih muda, tentu ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kaum milenial bahwa mengelola negara tidak sebatas keren – kerenan, tetapi juga perlu pengalaman secara mendalam, perlu kehati-hatian yang tinggi,” kata Sartono kepada Jurnas.com, Rabu (22/04/2020).
Kendati Belva sudah mengundurkan diri, bukan berarti polemik mengenai pemilihan Ruangguru sebagai mitra pelaksana Kartu Prakerja sudah berakhir.
“Kita negara Hukum, aspek utama yang menjadi perhatian masyarakat terkait MoU Ruang Guru dengan Pemerintah dalam hal Pelatihan para calon Penerima Kartu Prakerja perlu dibuka secara transparan,” katanya.
“Agar tidak menimbulkan masalah hukum dikemudian hari. Serta menjaga rasa keadilan dalam masyarakat kita,” imbuh sartono
TAGS : Belva Sartono Ruangguru
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/71009/Belva-Mundur-Demokrat-Jabatan-Bukan-Untuk-Keren—Kerenan/