Presiden Jokowi dan Ketum PKB Cak Imin
Jakarta – Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, beberapa partai sudah mulai menyiapkan strategi dan taktik untuk memenangkan kontestasi tersebut. Salah satu taktik yang digunakan ialah membentuk poros-poros koalisi.
Berdasarkan informasi yang berkembang, saat ini terdapat dua poros baru yang mulai menggeliat, yakni poros ketiga dan poros Islam. Poros ketiga digagas oleh Partai Demokrat yang menggandeng Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Selain itu, muncul kembali poros Islam yang diwacanakan oleh politikus PKB, Lukman Edy. Poros Islam ini akan menggandeng partai politik yang berbasis Islam.
Jika poros-poros tersebut benar-benar terbentuk, besar kemungkinan kekuatan Joko Widodo untuk maju kembali dalam Pilpres 2019 semakin menurun. Meskipun beberapa partai lainnya sudah menyatakan diri mendukung Jokowi, namun hal itu pasti akan memengaruhi konstelasi politik menuju Pilpres nanti.
Berkaitan dengan hal itu, JAMAN mencoba menggali pandangan dari pelbagai pihak terkait kemungkinan poros-poros tersebut terbentuk.
Berikut petikan wawancara dengan Ketua Umum Jaringan Kemandirian Nasional (JAMAN) Iwan Dwi Laksono. JAMAN merupakan organisasi yang menjadi salah satu relawan yang mendukung dan turut mememangkan Jokowi dalam Pilpres 2014.
Bagaimana pandangan Anda mengenai munculnya poros baru dalam Pilpres 2019 nanti?
JAMAN sebagai organisasi yang mendukung Jokowi maju kembali dalam Pilpres 2019 sudah menjajaki dan berdiskusi dengan beberapa partai politik, termasuk PKB.
Berangkat dari pendiskusian yang ada, salah satu partai yang disebutkan tadi, yakni PKB, sudah menyatakan bahwa mereka tidak bersedia keluar dari koalisi yang sudah terbangun dengan Jokowi.
Bagaimana Anda mengetahui bahwa PKB tidak bersedia keluar dari koalisi dengan Jokowi?
Begini ceritanya, saya sudah bertemu dan berdiskusi dengan para petinggi PKB seperti, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Faisol Reza, Bambang Susanto dan Hasan Wahid pada hari Jumat (9/3) kemarin di Kantor PKB. Pendiskusian tersebut bertujuan untuk menggali arah bangsa dan negara ke depan, menemukan satu platform bersama yang tepat.
Pertemuan itu terbilang santai dan akrab karena saya dan para petinggi PKB tersebut pernah berjuang bersama di jalanan saat menjadi aktivis mahasiswa. Saat ini pun kami masih berjuang untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat, meskipun dengan metode dan taktik yang berbeda.
Nah, disela-sela pendiskusian itu, para petinggi PKB tersebut menyatakan bahwa mereka tidak bersedia untuk keluar dari koalisi yang sudah terbangun dengan Jokowi.
Kira-kira apa alasan PKB tidak bersedia keluar dari koalisi dengan Jokowi?
JAMAN dan PKB sama-sama bersepakat bahwa program dan pembangunan yang sudah dilakukan oleh pemerintahan saat ini harus dilanjutkan dan jangan sampai putus di tengah jalan.
Maka dari itu, dibutuhkan kekuatan politik yang cukup untuk mendukung pembangunan jangka Panjang yang sudah dilakukan oleh pemerintah selama ini.
Jika demikian, mungkinkah poros baru terbentuk?
Sebelumnya, JAMAN mengapresiasi kesetiaan PKB untuk mendukung Jokowi selama ini. Sekali lagi, PKB menyatakan bahwa mereka tidak ingin membentuk poros sendiri karena ada plaftform bersama yang harus didukung dan diselesaikan. Jadi, kecil kemungkinan poros baru tersebut akan terbentuk.
TAGS : PKB Muhaimin Iskandar Cak Imin Pemilu JAMAN
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/30379/Benarkah-PKB-Enggan-Bercerai-dari-Jokowi/