Sekretaris Jenderal gerakan perlawanan Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah, saat menghadiri peringatan Asyura, di Beirut, Lebanon, 10 September 2019. (Foto: Reuters)
Jakarta, Jurnas.com – Setidaknya 54 orang terluka dalam bentrokan antara pemrotes dan polisi serta pasukan keamanan di Beirut, ibukota Libanon, Minggu (15/12).
Dilansir Tass, para pengunjuk rasa mencoba menerobos ke gedung parlemen, yang membuat pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan peluru karet.
Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Lebanon melaporkan 20 pasukan keamanan yang terluka.
Protes massa melanda Lebanon pada pertengahan Oktober di tengah situasi ekonomi yang memburuk. Demonstran menuntut pengunduran diri pemerintah koalisi negara itu dan pembubaran parlemen dan pemilihan umum yang cepat.
Akibatnya, kabinet Perdana Menteri Saad Hariri mengundurkan diri pada 30 Oktober. Presiden Lebanon Michel Aoun memerintahkan para anggota kabinet untuk terus memenuhi tugas mereka sampai pemerintah baru terbentuk.
Dia memutuskan untuk menunda konsultasi hingga 16 Desember dengan faksi parlementer mengenai pencalonan Perdana Menteri, yang akan ditugaskan untuk membentuk pemerintahan baru republik.
Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa pengusaha Samir al-Khatib, yang promosi jabatannya sebagai ketua kabinet sebelumnya didukung oleh semua faksi parlementer utama, mengumumkan pada 8 Desember bahwa ia akan mencabut pencalonannya.
TAGS : Bentrokan Polisi Kota Beirut
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/64034/Bentrokan-Polisi-dan-Masyarakat-Lukai-Puluhan-Orang-di-Beirut/