JawaPos.com – Sampah plastik masih menjadi persoalan besar dalam ekosistem laut. Masyarakat dan nelayan didorong untuk membersihkan lokasi mereka mencari sumber penghidupan itu.
Langkahnya dengan mengumpulkan sampah-sampah di laut agar kesehatan laut kembali pulih. Upaya itu digerakkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) lewat gerakan nasional Bulan Cinta Laut (BCL).
Kepala Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (LPSPL) Serang Syarif Iwan Taruna Al Kadrie mengatakan, BCL merupakan implementasi program ekonomi biru (blue economy). Gerakan itu dirancang sebagai salah satu strategi memulihkan kesehatan laut dari dampak negatif sampah plastik.
“BCL ini adalah gerakan masyarakat dan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya menjaga kelestarian ruang laut. Misalnya dari pencemaran sampah plastik,” ujar Iwan dalam keterangan persnya kepada JawaPos.com, Sabtu (29/10).
Iwan menerangkan, inti dari gerakan BCL yakni mengubah mindset masyarakat terhadap pemanfaatan ruang laut yang berbasis pelestarian lingkungan. Ditambah pula dengan target pemerintah pada 2025, sekitar 70 persen sampah laut bisa terurai atau berkurang.
Selain di Serang, gerakan BCL telah dilakukan secara serentak di 14 daerah dari Aceh hingga Papua. Yaitu, Banda Aceh, Medan, Padang, Tanjung Pinang, Kubu Raya, Serang, Cirebon, Cilacap, Manado, Bali, Kendari, Sorong, dan Merauke.
Gerakan BCL melibatkan 1.477 nelayan selama Oktober. Hingga Rabu (26/10), nelayan dan masyarakat sudah berhasil membersihkan laut dari 67,34 ton sampah. “Khusus di kawasan Serang sendiri, lebih dari 3,8 ton sampah yang dikumpulkan nelayan,” jelas Iwan.
Lebih jauh Iwan menjelaskan, masyarakat nelayan lokal diajak untuk terlibat dan ikut serta menjaga kebersihan laut dengan mengumpulkan sampah di laut selama satu bulan. Sampah yang didapat akan dihargai setara dengan harga per kilogram ikan terendah di daerah masing-masing.
Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan, Trisna Ningsih menjelaskan, dalam konteks BCL, pihaknya berfokus pada edukasi dan sosialisasi seputar pelestarian ruang laut dari sisi hilir.
“Bentuk konkretnya kami terus mensosialisasikan hasil inovasi KKP yang ramah lingkungan, inovasi yang kedepannya diharapkan menjadi alternatif menggantikan produk non ramah lingkungan seperti plastik, sedotan, dan lainnya,” lanjut Trisna.
Credit: Source link