JawaPos.com – Budaya memakai batik tak hanya melestarikan wastra atau kain nusantara, tetapi juga menjadi contoh bagi generasi muda untuk menghargai warisan leluhur. Tak hanya memakai batik, kali ini generasi muda dari Jogjakarta justru menciptakam budaya.
Sebanyak 87 siswa dalam Komunitas Pembatik Cilik di Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul oleh PT. Astra International Tbk melalui Yayasan Pendidikan Astra-Michael D. Ruslim (YPA-MDR) mereka melanjutkan program Komunitas Pembatik Cilik di Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul. Sebanyak 87 siswa-siswi lintas sekolah binaan YPA-MDR memiliki minat dan bakat dalam membatik untuk berkarya menghasilkan produk batik tulis yang berkualitas dengan semangat untuk melestarikan budaya batik khas daerah setempat.
“Kami memulai melakukan pembinaan pilar kecakapan hidup membatik untuk guru-guru dan siswa-siswi di Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul dan Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul, Jogjakarta sejak sekitar tahun 2007-2008,” kata Ketua Pengurus YPA-MDR, Herawati Prasetyo kepada wartawan baru-baru ini.
Sehingga siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga dapat terus mengasah kecakapan hidup serta kepercayaan diri yang dapat menjadi bekal bermanfaat untuk masa depan mereka dan memberikan dampak positif terhadap kemajuan daerahnya. Para siswa memamerkan hasil karya batik tulis yang diperagakan oleh para finalis peserta Miss Bantul 2022.
Batik yang dihadirkan terlihat warna-warna berani seperti merah, hijau, kuning, hingga emas. Para siswa juga mengombinasikan peragaan busana dengan hijab.
Cara Membedakan Batik Tulis dan Cap
Menurut Museum Tekstil proses membatik bahkan lebih rumit dari sekelas pelukis profesional. Batik membutuhkan pengerjaan yang panjang hingga proses pewarnaan dan penyelesaian. Sedangkan melukis tentu hanya selesai di kain kanvas.
Batik Tulis
Membatik terdiri dari berbagai pewarnaan, ada yang menggunakan pewarnaan kimia, ada pula yang menggunakan pewarnaan alami. Pewarnaan alami biasanya lebih membuat batik terlihat berwarna kalem dan pastel, karena terdiri dari warna-warna tumbuhan kemudian direbusnya dengan ekstra. Batik tulis memiliki ciri khas lebih artistik.
Dari aroma kain biasanya masih tercium sisa malam (lilin batik). Motif dan pewarnaan tidak terlalu banyak warna.
Batik tulis, goresannya lebih teliti pasti ada yang tidak sama, setiap goresan akan beda walaupun motifnya mengulang.
Batik Cap
Batik cap dan batik tulis tentu berbeda harganya. Batik cap jauh lebih murah ketimbang batik tulis. Batik cap juga dapat lebih cepat proses pengerjaannya dibanding batik tulis.
Batik cap pengerjaan lebih cepat, yakni hanya sekitar 1 jam saja. Batik tulis butuh waktu 1-3 bulan. Batik cap itu lebih monoton dan lebih rapi.
Batik cap motifnya monoton dan pengulangan. Namun tetap dari aromanya masih terasa sisa malam atau lilin batik.
Editor : Banu Adikara
Reporter : Marieska Harya Virdhani
Credit: Source link