JawaPos.com – PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mengatakan sedang melakukan kajian terkait keterlibatannya dalam pembiayaan atau kredit kendaraan listrik. Nantinya, akan ada kesimpulan yang dibuat BFI Finance untuk memutuskan hal tersebut.
“Dari bisnis kami sedang mengkaji hal tersebut dan apabila hal tersebut sudah kami simpulkan, maka kami bisa memutuskan apakah kami masuk atau tidak ke sana (pembiayaan kredit kendaraan listrik),” kata Finance Director & Corporate Secretary BFI Finance Sudjono dalam konferensi pers secara daring, Kamis (27/10).
Ia mengungkapkan, bisnis kendaraan listrik sangatlah menjanjikan. Terlebih sudah banyak kebijakan pemerintah yang mendukung terkait ekosistem kendaraan listrik.
Namun, kata Sudjono, sebagai lembaga pembiayaan BFI Finance perlu mengkaji tidak hanya dari sisi bisnis. Melainkan juga perlu diimbangi dengan kajian terkait sisi risiko.
“Tentunya bisnis kendaraan listrik sangat menjanjikan karena ada banyak kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan electric vehicel tersebut. Namun tentunya tidak terlepas dari potensi itu, kami juga mengkaji dari sisi risiko yang ada. Karena dari pihak yang melakukan pembiayaan, maka risiko akan melekat kepada kami, bukan kepada konsumen lagi apabila sudah dibiayai,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengajak lembaga keuangan baik konvensional maupun syariah untuk membantu pembiayaan transisi energi di Indonesia. Ini dilakukan untuk mendukung target pemerintah agar mencapai Net Zero Emission (NZE) atau nol emisi karbon pada 2060 mendatang atau lebih cepat.
Ia juga menjelaskan, terkait pembiayaan berdasar pada data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia membutuhkan hingga USD 1 triliun pada tahun 2060 untuk investasi energi baru terbarukan (EBT). Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara lembaga keuangan dengan para pengusaha untuk membiayai investasi tersebut.
“Saya mengajak para mitra bisnis dan lembaga keuangan, baik konvensional maupun syariah, untuk ikut berkolaborasi membantu pembiayaan transisi energi di Indonesia untuk mencapai nol-bersih emisi pada tahun 2060,” ujar Wapres ketika menutup acara Side Event G20 “Guarding Energy Transition in Indonesia and Beyond: High Level Policy Discussion on Promoting Investment, Financing, and Development of Renewable and Green Energy” secara virtual, Rabu (26/10).
Lebih lanjut, Wapres memaparkan sebagai upaya meningkatkan pemanfaatan energi bersih secara berkelanjutan, Indonesia memiliki rencana transisi energi menggunakan EBT di sektor kelistrikan. Bahkan, sesuai kontribusi yang ditetapkan secara Nasional terbaru, Indonesia memiliki peningkatan target menurunkan emisi karbon dari 29 persen menjadi 31,89 persen.
Oleh sebab itu, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan transformasi energi menuju EBT. Yakni melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik dan menargetkan Indonesia dapat memproduksi mobil dan bus listrik.
“Komitmen pemerintah dalam pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik juga diwujudkan dengan menargetkan industri otomotif dalam negeri untuk memproduksi mobil listrik dan bus listrik sebanyak 600 ribu unit pada tahun 2030,” ungkap Ma’ruf.
Editor : Bintang Pradewo
Reporter : R. Nurul Fitriana Putri
Credit: Source link