DENPASAR, BALIPOST.com – Pengembangan Pelabuhan Benoa menjadi Bali Maritime Tourism Hub (BMTH) segera terealisasi. Selain reklamasi di area 1 untuk pariwisata, juga ada reklamasi di area 2 untuk kawasan industri, logistik, dan lainnya.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, Jumat (15/12) usai menandatangani MoU antara Pelindo dan KAJA (PT Kharisma Anugrah acara Abadi) serta Binus menyampaikan BMTH merupakan proyek strategis nasional (PSN). Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan Pelabuhan Benoa menjadi hub kapal cruise dan yatch.
Selain pengembangan terkait kawasan cruise marina, tempat hiburan dan edukasi juga dikembangkan. Ia mengungkapkan KAJA akan membangun fasilitas hiburan dan marina sedangkan Binus akan membangun fasilitas kampus internasional. “Harapannya tahap awal 40 persen dari ekspatriat. Kita berharap lambat laun majority (mayoritas) dari ekspatriat, dan Pertamina akan mengembangkan oil and gas. Kita harapkan penataan yang lain dapat juga terselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, BMTH merupakan gagasan yang ingin dijalankan untuk membangun ekosistem wisata layar dan yatch di Bali. Oleh karena itu dengan pembangunan dua area reklamasi yang memiliki fungsi berbeda itu akan mampu mewujudkan ekosistem tersebut.
“Saat ini kita sedang melakukan pendekatan kepada Kemenhub dan Kemenko Marves untuk mendapatkan izin khusus. Kita ingin nantinya cruise marina ini bukan hanya sebagai transit point, tapi juga bisa menjadi menjadi hub untuk cruise dan diharapkan memang nanti untuk cruise-cruise internasional bisa menarik penumpang di Bali sehingga Bali bisa menjadi hub untuk cruise kelas global,” paparnya.
Diharapkan dalam 2 tahun ke depan Benoa tidak hanya sebagai pelabuhan industri, atau marina, yatch yang kecil, melainkan pelabuhan marina cruise sekelas Singapura. Dengan adanya hub Maritim tourism dan KEKK Sanur dengan beragam fasilitas internasional diharapkan, dapat memberi warna baru bagi pariwisata Bali.
“Saya rasa Benoa dan Sanur bisa menjadi satu kawasan yang berbeda yang membangun ekosistem pariwisata baru namun dengan segmen yang menengah ke atas karena turis kita di Indonesia spendingnya tidak terlalu tinggi, jadi harapannya dengan kawasan baru, spendingnya meningkat dan menarik turis-turis yang high spender (pengeluaran tinggi),” ungkapnya. (Citta Maya/balipost)
Credit: Source link