Boleh Ikuti Perkembangan, tapi Jangan Banyak Menari di Gendang Orang

JawaPos.com – Kementerian Investasi turut menyoroti krisis energi yang memaksa beberapa negara yang selama ini mendorong penggunaan energi baru terbarukan, kembali menggunakan energi fosil.

“Mereka sekarang, negara-negara yang katanya nggak boleh pakai batu bara, nggak boleh pakai fosil sekarang mereka krisis energi, bikin lagi batu bara,” kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/10).

Bahlil mengaku, saat ini Indonesia juga mendukung dan mendorong energi yang ramah lingkungan. Bahkan telah berkomitmen untuk mewujudkan nol emisi karbon (net zero emission/NZE) selambat-lambatnya di 2060.

Namun, sebaiknya jangan terlalu banyak mengikuti seruan banyak negara di dunia. Sebab, Indonesia merupakan negara yang berdaulat. Meski demikian, Bahlil juga setuju terkait konsep global tentang green energy.

“Jadi kita ini sebenarnya boleh mengikuti perkembangan dunia tapi jangan terlalu banyak kita menari di gendang orang. Kita tidak boleh banyak menari di gendang orang, kenapa? Kita negara yang berdaulat,” tuturnya.

Bahlil menyebut, sebenarnya terdapat peluang investasi bagi Indonesia terhadap krisis energi yang melanda sejumlah negara. Sebab, Indonesia memiliki energi yang berlimpah, setidaknya di Pulau Jawa.

Seperti diketahui, krisis energi yang terjadi di sejumlah negara membuat tarif listrik di negara tersebut melonjak. Hal itu berdampak pada biaya produksi menjadi tinggi. Ujungnya harga pokok penjualan (HPP) akan naik di tingkat konsumen.

“Nah, strategi yang kita bangun adalah energi kita sendiri oversupply sekarang. Kita data dari PLN untuk Jawa-Bali kita oversupply sekitar 2.300 MW, maka ini adalah kesempatan atau ini momentum untuk kita meminta kepada perusahaan-perusahaan yang ada di negara itu segera melakukan relokasi ke Indonesia,” pungkasnya.

Editor : Edy Pramana

Reporter : Romys Binekasri


Credit: Source link