Gekrafs di Pusaran Gaduh Paris Fashion Show during Paris Fashion Week
Paris Fashion Show di Westin Paris Vendome saat perhelatan Paris Fashion Week (PFW) memopulerkan Gekrafs. Organisasi independen yang mencantumkan nama Sandiaga Uno sebagai ketua dewan pembina itu adalah penyelenggara peragaan busana tersebut.
—
HANYA butuh waktu tiga tahun bagi Gekrafs mendunia. Lokasi yang mereka pilih untuk merambah pasar mancanegara adalah Prancis. Tepatnya, Kota Paris. Momentumnya? Saat penyelenggaraan PFW. Nama acaranya? Paris Fashion Show. Jadi, tepatnya, Paris Fashion Show during PFW.
Jika PFW diselenggarakan Fédération de la Haute Couture et de la Mode alias FHCM, Paris Fashion Show lahir dari kolaborasi Gekrafs dan Fashion Division. Yang disebut belakangan adalah official fashion production yang terdaftar di Prancis dan punya kantor di Jakarta.
Dalam keterangan resmi yang dipublikasikan lewat media sosial (medsos) fashiondivision.asia.europe pada Jumat (11/3), Fashion Division menegaskan bahwa acara hari pertama pada 5 Maret 2022 adalah tanggung jawab mereka. Mereka mengurusi peragaan busana 12 desainer dari Indonesia. Di antaranya, Binus, Universitas Ciputra, dan LaSalle College.
’’On 6 March 2022, all the designer were goes under Gekrafs.’’ Pada 6 Maret 2022, semua desainer diurus Gekrafs. Demikian keterangan tertulis Fashion Division tentang acara hari ke-2.
Ketua Umum Gekrafs Kawendra Lukistian menegaskan bahwa semua brand yang tergabung dalam Paris Fashion Show sudah mendapatkan pembekalan tentang pemakaian label PFW. Sejak awal pun, Gekrafs selalu menggunakan penamaan Paris Fashion Show during Paris Fashion Week. Dia juga menyatakan, SOP Paris Fashion Show sudah dikomunikasikan kepada semua pengisi acara. Termasuk pemahaman soal tidak boleh sembarangan memakai label PFW.
Dua hari setelah show dalam Paris Fashion Show, parfum HMNS meminta maaf kepada publik karena mengaku ambil bagian dalam PFW. Padahal, mereka tampil dalam Paris Fashion Show hari pertama yang ditangani Fashion Division. Fashion Division pun tidak berafiliasi dengan FHCM. Mereka hanya diperkenankan memakai frasa during PFW atau at PFW atau PFW. Mereka dilarang menge-tag FHCM atau PFW.
Gekrafs yang baru saja memperingati hari jadinya yang ke-3 itu mengusung sederet brand lokal ke Paris. Mulai clothing, parfum, produk kecantikan, sampai ayam geprek. ’’Kita semangatnya bagaimana sama-sama mendorong ekosistem ekraf (ekonomi kreatif, Red) menjadi lebih optimal. Setiap program yang digagas selalu mengedepankan kemandirian,’’ terang Kawendra saat berbincang dengan Jawa Pos pada Jumat lalu.
Gekrafs, imbuh lelaki yang juga CEO Parakawe Industries itu, merupakan inisiatif publik yang menjadi ’’gerbong’’ bagi para pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Siapa pun boleh menjadi bagian dari Gekrafs. Prilly Latuconsina dan Tika Ramlan duduk sebagai pengurus di sana. Riefian Fajarsyah alias Ifan Seventeen disebut-sebut sebagai ketua Badan Komunikasi Gekrafs.
’’Kami tidak bergantung pada pemerintah. Kami mengedepankan kemandirian. Bisa berkolaborasi dengan pihak swasta juga,’’ jelas Kawendra. Lulusan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung itu juga menegaskan bahwa Gekrafs tidak pernah mendapatkan aliran dana dari Kemenparekraf.
Gekrafs punya prinsip untuk selalu mendukung brand lokal. Maka, yang mereka ajak ke Paris dalam perhelatan Paris Fashion Show adalah brand milik para pelaku ekraf yang dianggap layak go global. ’’Rombongan ini betul-betul mendorong local brand,’’ imbuh Kawendra.
Gekrafs berusaha menciptakan peluang bagi brand lokal untuk mengembangkan produknya. Sebab, kesempatanlah yang paling sulit didapatkan. ’’Ada Dekranasda Banjar Baru, ada juga Yanti Adeni dari Bangka Belitung, dan lainnya. Jadi, betul-betul local brand. Ya coba dibayangkan perasaan membawa local brand yang belum punya kesempatan. Jadi, memang semangat kami adalah supaya lokal bisa go global,’’ terangnya.
Kawendra yakin, jika didorong terus, para pelaku ekraf itu akan bisa berkembang dengan luar biasa pesat. ’’Bagi Gekrafs, pencapaian terbaik manusia itu bukan kesuksesan, melainkan kebermanfaatan,’’ jelasnya.
Memberikan kesempatan dan menciptakan peluang memang tidak bisa dilakukan sendiri oleh para pelaku ekraf. Karena itu, mereka memang perlu bergandengan dengan organisasi seperti Gekrafs. Namun, tentu saja tahapan-tahapannya harus dijalani sesuai prosedur dan jujur. Dan, sebagai mitra pelaku ekraf, Gekrafs sepatutnya menjunjung tinggi hal tersebut. Dengan demikian, tidak ada martabat yang dipertaruhkan dalam upaya menjadi bermanfaat.
Credit: Source link