Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif (kanan) dan Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar (Foto: Istimewa)
Yogyakarta – Cendekiawan dan mantan Ketua PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif berharap dalam ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) dan pemilihan presiden (Pilpres) nanti tidak ada calon tunggal. Menurutnya, kondisi tersebut tidak akan menyehatkan proses demokrasi.
Begitu kata Buya usai menerima kunjungan Wakil Ketua Majelis Permusyawarata Rakyat (MPR) Muhaimin Iskandar di kediamannya Nogotirto, Gamping, Sleman Minggu (1/4) siang.
“Saya tidak setuju dengan calon tunggal. Harus ada yang mengimbangi. Jika ini dibiarkan, maka kondisi ini tidak menyehatkan proses demokrasi,” jelas Buya.
Munculnya calon tunggal melawan kotak kosong seperti yang terjadi di banyak daerah saat ini sangat tidak mengenakkan. Kondisi ini dinilai bisa melahirkan pimpinan yang otoriter.
Buya berharap, selain di pilkada, kemunculan lawan dalam ajang pilpres harus wajib ada. Meskipun nantinya merasa tidak akan menang, namun siapapun lawannya harus ada yang maju.
“Justru di Piplres tahun depan saya berharap ada yang maju, siapapun itu. Jangan ada kotak kosong melawan calon tunggal,” ujarnya.
Kepada Muhaimin, Buya memberi pesan agar sebagai Wakil Ketua MPR agar menjalankan fungsi lembaga ini sebaik-baiknya. Muhaimin juga diminta segera melakukan konsolidasi dengan berbagai tokoh nasional dan politisi agar umat Islam Indonesia tidak menjadi korban kenyataan kondisi Timur Tengah saat ini.
Umat Islam Indonesia harus menjadi kekuatan baru dunia yang memberikan kedamaian.
“Yang paling penting, saya meminta Muhaimin sebagai salah satu politisi muda untuk mulai mengajak politisi lainnya naik kelas menjadi negarawan,” pungkasnya.
TAGS : Pilpres Buya Syafii Maarif Cak Imin
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/31579/Buya-Syafii-Calon-Tunggal-Tidak-Baik-untuk-Demokrasi/