BYD, perusahaan mobil berbasis di Shenzhen yang didukung oleh Berkshire Hathaway milik Warren Buffett itu mencatatkan penjualan sebanyak 253.046 mobil bulan lalu, meningkat 5,3 persen dibandingkan dengan 239.092 mobil yang dikirimkan pada bulan Mei, menurut pengumuman yang dibuat kepada bursa saham Hong Kong pada Minggu malam, disiarkan South China Morning Post, Senin (3/7).
Pada paruh pertama 2023, BYD telah mengantarkan 1,26 juta kendaraan kepada pelanggan, hampir dua kali lipat dari angka tahun sebelumnya. Produsen mobil itu melaporkan 1,86 juta pengiriman untuk seluruh tahun 2022, tiga kali lipat lebih tinggi dari penjualan mereka pada tahun 2021.
Baca juga: Produsen mobil BYD China investasi 620 juta dolar AS di Brasil
Di antara kendaraan yang terjual pada bulan Juni, BYD mengirimkan 128.196 mobil listrik murni, naik 7,2 persen dari bulan Mei. Perusahaan itu uga menjual 123.489 mobil hibrida plug-in, meningkat 3,4 persen secara bulanan.
BYD mengirimkan 1.361 kendaraan komersial pada bulan Juni, dibandingkan dengan 1.128 unit sebulan sebelumnya.
Prestasi yang baik dari BYD itu datang setelah tiga startup mobil listrik terkemuka di China, yaitu Li Auto, Xpeng, dan Nio, melaporkan peningkatan pengiriman pada hari Sabtu.
Li Auto berbasis di Beijing mencatatkan 32.575 pengiriman pada bulan lalu, naik 15,2 persen dari bulan Mei. Ini merupakan rekor penjualan bulanan ketiga berturut-turut bagi produsen mobil listrik ini.
Nio berbasis di Shanghai mengirimkan 10.707 mobil kepada pelanggan selama periode tersebut, meningkat 75 persen dibandingkan dengan sebulan sebelumnya.
Xpeng yang berbasis di Guangzhou melaporkan peningkatan pengiriman sebesar 14,8 persen secara bulanan menjadi 8.620 unit, merupakan penjualan terbaik mereka sejauh ini tahun ini.
Ketiga perusahaan itu dianggap sebagai jawaban terbaik China terhadap Tesla karena kendaraan mereka dilengkapi dengan baterai berperforma tinggi, teknologi pengemudi otonom awal, dan sistem hiburan dalam mobil yang canggih.
Baca juga: BYD luncurkan sedan PHEV baru yaitu Han DM-i dan DM-p
Angka tersebut mencerminkan prediksi optimis yang diungkapkan oleh China Passenger Car Association (CPCA) minggu lalu, yang memperkirakan bahwa sebanyak 670.000 mobil listrik murni dan hibrida plug-in akan diserahkan kepada pelanggan pada bulan Juni, meningkat 15,5 persen dari bulan Mei dan 26 persen dari tahun sebelumnya.
Tesla, raksasa mobil listrik Amerika, tidak mempublikasikan penjualan bulanannya untuk pasar China. Namun, data dari CPCA menunjukkan bahwa pabrik Gigafactory milik perusahaan tersebut di Shanghai mengirimkan 42.508 kendaraan kepada pembeli pada bulan Mei, meningkat 6,4 persen dari bulan sebelumnya.
Perang harga pecah di pasar otomotif China pada empat bulan pertama tahun ini ketika pembuat mobil baik EV maupun mobil bensin berlomba-lomba menarik konsumen yang khawatir tentang ekonomi dan pendapatan mereka.
Puluhan produsen mobil mengurangi harga mereka hingga 40 persen untuk mempertahankan pangsa pasarnya. Namun, diskon besar-besaran tersebut gagal meningkatkan penjualan karena konsumen yang hemat anggaran menahan diri, mengira bahwa pemotongan harga yang lebih dalam mungkin akan terjadi.
Banyak pengemudi China yang sebelumnya menunggu dengan harapan pemotongan harga yang lebih besar, sekarang memutuskan untuk masuk ke pasar karena mereka merasa bahwa masa diskon sudah berakhir, demikian catatan penelitian oleh Citic Securities.
Gelombang pembelian mobil bertenaga baterai itu berdampak negatif pada penjualan mobil bensin di pasar otomotif terbesar di dunia itu. Data dari CPCA menunjukkan penjualan 5,21 juta kendaraan bensin di China pada lima bulan pertama tahun 2023, turun 7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca juga: Penjualan mobil listrik di China diprediksi tembus rekor pada Juni
Baca juga: Ford akan hentikan produksi model Fiesta beri ruang ke mobil listrik
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link