Wakil Ketua MPR, Muhaimin Iskandar saat berada di Kampus Bina Sarana Informatika (BSI), Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (23/5).
Jakarta – Wakil Ketua MPR RI, Muhaimin Iskandar mengungkapkan 20 tahun yang lalu, lima orang untuk berkumpul harus ijin kepada aparat keamanan. Sekarang menurutnya izin itu sudah tidak diperlukan lagi.
Itu disampaikan saat menghadiri seminar `Kesiapan Perguruan Tinggi dan Mahasiswa Menghadapi Era Digital dan Revolusi Teknologi 4.0`, di Kampus Bina Sarana Informatika (BSI), Kalimalang, Jakarta Timur, Rabu (23/5).
“Kalian mau kumpul-kumpul, sudah tak perlu izin,” paparnya.
Setelah 20 tahun dilewati, bangsa ini sekarang menikmati kebebasan demokrasi. Bagi pria yang disapa Cak Imin itu, demokrasi dan kebebasan itu seperti oksigen, diperlukan setiap orang. Bila tanpa oksigen tentu manusia tak bisa hidup. Pun demikian ketika otoritarian membelenggu kehidupan manusia, maka orang tak bebas berekspresi. Dalam masa otoritarian, menurut Cak Imin membuat kebodohan.
“Kalau dalam masa sekarang generasi muda tak pintar, itu kebangetan,” paparnya.
Hal demikian dikemukakan sebab dalam kebebasan dan demokrasi melahirkan kreasi dan inovasi. Dalam masa ini banyak lahir dan tercipta teknologi baru terutama dalam komunikasi. Disebut oleh pria asal Jombang, Jawa Timur, itu terciptanya teknologi baru membawa perubahan yang radikal dan mendasar.
Menurutnya, dunia internet telah melahirkan revolusi. Perubahan tersebu telah membawa dampak pada masalah tenaga kerja, bisnis, dan hubungan antarmanusia.
“Kita harus cepat menyesuaikan perubahan,” paparnya.
Dampak teknologi yang membawa perubahan, menurut Cak Imin harus dibaca secara cermat. Perubahan teknologi harus tetap perlu memperhatikan kearifan lokal.
Dicontohkan, media sosial yang berkembang di masyarakat sering membuat hubungan antar manusia menjadi renggang. Anak sekarang lebih suka memegang handphone.
Akibatnya, anak-anak seing mengabaikan orangtuanya. Tak hanya itu, aneka media sosial membuat terjadinya tsunami berita. Masalahnya ketika hoax banyak bermunculan. Untuk itu dirinya mengharap masyarakat waspada terhadap berita yang tidak benar.
“Bila kita tak waspada, kita akan termakan sampah informasi,” paparnya.
Cak Imin menyatakan kehadiran teknologi di satu sisi bisa memperkuat persatuan bangsa namun di sisi yang lain dapat membelah persatuan masyarakat. Dari sinilah dirinya mengusulkan adanya tata hubungan dan budaya baru dalam menghadapi majunya teknologi. Ditegaskan dalam membangun rasa kebangsaan, semangat tak boleh luntur.
“Ego yang ada diperkecil demi kepentingan yang lebih besar,” ujarnya.
TAGS : Warta MPR Muhaimin Iskandar BSI
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/34965/Cak-Imin-Anak-Sekarang-Kalau-Masih-Tertinggal-Kebangetan/