Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar
Jakarta – “Saya tidak pernah mau PKB menjadi partai Islam. Kenapa?”
Demikian pertanyaan yang dilontarkan oleh Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar, saat mengisi kuliah umum di Universitas Negeri Makassar, Jumat (15/11).
Menurut pria yang akrab dipanggil Cak Imin ini, predikat Islam terlalu mulia untuk dijadikan simbol politik, terlebih sebagai obyek transaksi.
“Bagi saya, lebih baik kami jadi partai biasa, partai umum, tapi kelakuan kami bisa diupayakan Islami. Daripada sebaliknya. Karena Islam terlalu mulia untuk ditarik-tarik menjadi simbol politik apalagi obyek transaksi antarkepentingan,” kata Cak Imin.
Saat menyampaikan sambutannya, Cak Imin tampak didampingi Rektor UNM Prof Dr Husain Syam.
“Saya ingin Islam jadi solusi, bukan jadi bagian dari masalah. Jadi yang mempermudah, bukan yang mempersulit,” lanjutnya.
Saat ditanya mengenai Perppu Ormas yang saat ini sudah berubah menjadi Undang-Undang, Cak Imin menyatakan negara memang harus tegas menghadapi paham-paham yang hendak menggugat dasar negara dan kebhinekaan yang sudah menjadi prinsip rakyat Indonesia selama puluhan tahun.
Indonesia memang negara plural. Dan potensi gesekan pun selalu ada. Namun, kata Cak Imin, kondisi itu jangan ditambah lagi dengan upaya-upaya terencana dari kelompok tertentu.
“Di sisi lain, saya berketetapan bahwa sejumlah pasal dalam Perppu ini harus wajib dirombak. Karena memang berpotensi disalahgunakan untuk membungkam oposisi. Itu jalan tengah yang kami usulkan kepada pemerintah. Dan pemerintah sudah setuju. Kita kawal prosesnya”, demikian penjelasan Cak Imin.
Sementara Rektor UNM Prof Dr Husain Syam juga menilai komitmen ini membuktikan bahwa Cak Imin telah mumpuni untuk menjadi pemimpin nasional. Bukan hanya sebagai Panglima Santri, melainkan juga pemimpin bagi semua golongan.
TAGS : PKB Muhaimin Iskandar Cak Imin Pemilu 2019
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/24925/Cak-Imin-Kenapa-Saya-Tidak-Mau-PKB-jadi-Partai-Islam/