Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar di depan para seniman Yogyakarta
Yogyakarta – Di depan para seniman Yogyakarta, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar menegaskan, seni budaya merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan bernegara, selain politik dan ekonomi.
Karena bila hanya mengandalkan politik, menurut Muhaimin alias Cak Imin, maka bernegara akan terasa kaku, miskin hiburan, dan sering kurang manusiawi.
“Kalau dulu Bung Karno bilang politik adalah panglima, lalu Pak Harto menyatakan ekonomi adalah panglima, nah ke depan mudah-mudahan kita jadikan seni budaya sebagai panglima,” ujar Cak Imin di Warung Konco Ndeso Jombor, Yogyakarta, Sabtu (31/3).
“Saya tawarkan konsep Sudurisme. Gabungan antara Sukarnoisme dan Gusdurisme. Sudurisme adalah kombinasi solusi ekonomi, politik, dan kebudayaan dan tradisi,” imbuhnya.
Cak Imin mengatakan, Sudurisme bukan sekedar pepesan kosong. Konsep tersebut berguna untuk membangun kemandirian pertanian dan industri di tengah ekonomi pasar yang kental dengan kapitalistik.
“Juga, menjaga tradisi di tengah kencangnya penetrasi global yang begitu materialistik. Seluruh konsepnya telah tersusun dan kami tawarkan kepada pemerintah dan publik, untuk segera menjadi sumbangan solusi bagi republik ini,” jelas Cak Imin.
Dalam kesempatan yang sama, Agus Sunandar, lulusan teater dari Institut Senirupa Indonesia (ISI) Yogyakarta menyebut banyak politisi yang memiliki kepala, namun tidak memiliki hati. Dan juga, banyak aktor politik yang punya wajah namun tak berkaki.
“Sudah saatnya Cak Imin sebagai politikus, bersama pemimpin lainnya menempatkan kebudayaan sebagai panglima. Apalagi jika Cak Imin nanti terpilih sebagai wakil presiden,” pungkas Agus dalam acara yang dihadiri oleh pelawak Anang Batas, pelukis Gus Bowo, Giri Bowo dari Dewan Teater Indonesia, dan sejumlah seniman tersebut.
TAGS : PKB Pemilu 2019 Cak Imin Sudurisme
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/31552/Cak-Imin-Sudurisme-Kombinasi-Politik-Ekonomi-dan-Budaya/