JawaPos.com – Perundungan di jagat maya atau cyberbullying masih menjadi isu yang perlu diperhatikan, terutama di kalangan orang muda, khususnya anak dan remaja. Hal ini juga yang sering kali hal ini membuat para orang tua khawatir akan aktivitas buah hati mereka di dunia maya mengingat cyberbullying kerap menyasar anak-anak.
Terlebih di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, anak-anak yang bisa menjadi sasaran kejahatan dunia maya jadi lebih banyak menggunakan internet untuk sarana sekolah daring dan keperluan mencari tugas lainnya.
Pemerintah sebagai pemangku kebijakan tak tinggal diam. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus menggalakkan upaya peningkatan Literasi Digital Nasional (LDN) lewat berbagai cara, salah satunya agar masyarakat #MakinCakapDigital.
Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan Literasi Digital Nasional, termasuk menekan potensi cyberbullying di dunia maya. Khususnya di kalangan anak-anak yang membuat orang tua khawatir.
Mengutip laman UNICEF, bila dibiarkan, cyberbullying dapat memberi dampak negatif pada korbannya secara mental, emosional, bahkan secara fisik. Hal ini sangat bisa mempengaruhi kehidupan sosial anak, sehingga ia jadi merasa tidak percaya diri dan kehilangan minat untuk beraktivitas.
Berupaya untuk menekan cyberbullying, pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) terus mengajak masyarakat berperan aktif untuk perang melawan cyberbullying. Dalam banyak kesempatan, Menkominfo Johnny G. Plate menyatakan kalau program LDN ini hadir untuk mempersiapkan dan membekali masyarakat dengan pengetahuan dan keterampilan teknologi digital.
Tujuan dari program ini adalah dapat mencetak talenta digital yang mumpuni, unggul dan berdaya saing sembari menjaga ekosistem internet yang lebih sehat.
“Seiring dengan kemudahan interaksi dan komunikasi yang ditawarkan oleh ruang digital, sisi gelap internet seperti perundungan digital, penyebaran berita bohong hingga konten radikal terorisme juga turut mengintai,” terang Menteri Johnny.
Seperti yang sudah ditegaskan Menkominfo Johnny, cyberbullying masih menjadi sisi gelap penggunaan internet. Hal ini yang mesti dibenahi mulai dari meliterasi masyarakat dan membuat program-program yang mengajak masyarakat untuk sama-sama memerangi cyberbullying.
Dilansir dari laman resmi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dampak lainnya dari cyberbullying dalam jangka panjang bisa membuat seseorang jadi pemurung, enggan membicarakan masalah yang sedang dihadapinya dan paling ekstrem muncul keinginan untuk bunuh diri.
Maka dari itu, diperlukan diperlukan literasi digital yang baik sebagai upaya untuk mengakhiri dan mencegah perundungan di dunia maya. Program-program atau gerakan yang mengajak masyarakat untuk makin cerdas di dunia maya betul-betul sangat diperlukan di era yang serba canggih seperti sekarang ini di mana siapapun dapat masuk ke dalamnya hampir tanpa batasan.
Etika dan perilaku yang baik di dunia maya perlu kita terapkan bersama. Ini sangat penting guna menciptakan ruang digital yang aman dan nyaman, sebagai sarana berekspresi, belajar, serta berkarya.
Oleh karena itu, sebagai antisipasi menghadapi sisi gelap dari ruang digital ini, Kemkominfo mengajak 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapat literasi digital dengan baik di 514 kabupaten kota di 34 provinsi hingga tahun 2024.
Dengan begitu, masyarakat diharapkan jadi #MakinCakapDigital dan bisa sama-sama memerangi cyberbullying. Gerakan Nasional Literasi Digital atau GNLD merupakan kolaborasi antara Kemkominfo dan Siberkreasi dalam upaya mencapai Indonesia #MakinCakapDigital.
Program ini mengajak masyarakat untuk berbagi kreativitas lewat konten positif dan memanfaatkan internet secara bijak serta bertanggungjawab.
Untuk informasi menarik mengenai literasi digital lainnya, kunjungi laman Siberkreasi melalui https://info.literasidigital.id dan media sosialnya di sini.
Editor : Mohamad Nur Asikin
Reporter : Rian Alfianto, ARM
Credit: Source link