JAKARTA, BALIPOST.com – Mencegah penyebaran paham-paham ekstrim dan radikal di Papua Barat, Panglima Daerah Militer (Pangdam) XVIII Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa mengatakan berkomitmen membuka komunikasi bersama tokoh-tokoh masyarakat di Papua Barat. Ia pun meminta semua pihak mewaspadai ancaman ini.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Sabtu (1/5), Cantiasa mengatakan bahwa seluruh kelompok masyarakat harus mewaspadai adanya ancaman paham radikal dan separatis yang kerap menyasar generasi muda. Terkait itu, ia berpendapat tokoh-tokoh masyarakat memiliki peran penting mencegah paham-paham tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Dalam menghadapi ancaman-ancaman radikal ini, mari kita terus dan harus waspada terhadap infiltrasi dan kaderisasi radikalisme, yang masih banyak masuk ke anak-anak, kalangan generasi muda, kampus atau mahasiswa, juga ke keluarga kita,” tutur Pangdam XVIII Kasuari saat menyampaikan pesan ke tokoh-tokoh masyarakat di Papua Barat.
Dalam kesempatan itu, ia meminta para tokoh masyarakat di Papua Barat untuk mengajak anggota dari kelompok separatis kembali ke NKRI.
“Mereka (kelompok separatis) adalah warga negara Indonesia dan mereka sesungguhnya saudara. Sekarang, bagaimana kita harus segera mengajak mereka dan melakukan langkah-langkah persuasif kepada mereka. Ini, khususnya ditujukan kepada putra-putra daerah, karena kalau (ajakan, Red) itu tidak dilakukan, maka permasalahan tidak akan selesai,” ujar Nyoman Cantiasa.
Dalam kesempatan yang sama, Pangdam XVIII Kasuari juga meminta kepada tokoh masyarakat di Papua Barat untuk senantiasa mengingatkan orang-orang di sekitarnya agar tidak terpengaruh ajaran radikalisme dan separatisme.
“Mari kita jaga keluarga, anak-anak, kampus, institusi, dan yang lainnya, kemudian mari kita saling mengingatkan saudara-saudara kita agar jangan terpengaruh dengan radikalisme, terorisme, dan separatisme. Membangun Papua Barat ini harus dengan hati,” ucap dia menambahkan.
Menurut Pangdam pembangunan di Papua Barat akan cepat terwujud jika ada perdamaian, kerukunan, dan persatuan seluruh kelompok masyarakat.
“Mari kita terus tanamkan rasa nasionalisme, nilai-nilai Pancasila. Kita punya Bhineka Tunggal Ika. Kita adalah anak-anak Indonesia. Mari kita perkaya wawasan keagamaan kita dengan cara mencari sumber-sumber atau tokoh-tokoh yang memiliki pandangan yang moderat dan damai,” katanya. (kmb/balipost)
Credit: Source link