Toshihiro menyatakan, keberadaan stasiun pengisian daya listrik yang belum masif menjadi alasan mengapa mobil bermesin bakar konvensional masih bisa bertahan hingga tahun 2040.
“Infrastruktur pengisian daya tidak berada di tempat yang seharusnya bagi pelanggan kami,” kata Toshihiro sebagaimana diwartakan Reuters pada Sabtu (4/3).
Di sisi lain, Toshihiro menilai Honda juga harus tetap terdepan dalam transisi kendaraan listrik, salah satunya melalui pengembangan EV dan baterai.
“Saya telah berkecimpung dalam bisnis pengembangan mesin selama lebih dari 30 tahun, jadi secara pribadi ini sedikit mengancam. Tapi saya harus memisahkan perasaan saya sendiri dari apa yang terbaik untuk bisnis ini,” kata dia.
Toshihiro menambahkan, saat ini Honda menjalankan studi kelayakan di berbagai segmen teknologi, meliputi pengisi daya, baterai canggih, pesawat, roket, hingga bahan bakar elektronik rendah karbon untuk mobil berkapasitas besar, misalnya truk.
“Saat kami bergerak menuju netralitas karbon, kami berfokus pada elektrifikasi dan fuel cell, itu adalah dua komponen inti mobilitas masa depan,” kata dia.
Baca juga: China akan naikkan harga bensin dan solar
Baca juga: BRIN: Gas alam sebagai alternatif bensin efektif kurangi emisi
Baca juga: China akan pangkas harga eceran bensin dan solar
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023
Credit: Source link