JAKARTA, BALIPOST.com – Putra sulung Ratu Elizabeth II, Charles akan bertakhta menggantikan ibunya yang wafat pada Kamis (8/9). Charles yang bergelar Raja Charles III menyatakan kepergian ibunya tercinta itu sebagai “saat yang paling menyedihkan”.
Kesedihan itu dirasakan Raja Charles III dan keluarganya dan kehilangannya “sangat dirasakan” seluruh dunia. Kalangan senior keluarga kerajaan berkumpul di puri bergaya Skotlandianya setelah berkembang keadaan mengkhawatirkan atas kesehatannya pada Kamis waktu setempat atau Jumat dini hari WIB.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Ratu Elizabeth II naik takhta pada 6 Februari 1952 setelah ayahnya, Raja George VI, mangkat. Ia merupakan penguasa monarkhi Inggris dari dinasti Windsor yang berkuasa paling lama dalam sejarah kerajaan itu, yaitu 70 tahun dan menyaksikan berbagai perubahan sosial yang luar biasa.
Ia terlahir sebagai anak pertama dari Duke of York (kemudian menjadi Raja George VI) dan Duchess of York (kemudian menjadi Ratu Pendamping) di Mayfair, Inggris, pada 21 April 1926. Ia memiliki hanya seorang saudara kandung, yaitu Putri Margareth (Countess of Snowdon), yang telah berpulang pada 9 Februari 2002.
Raja Charles berkata, “Kita sangat berduka atas kepergian penguasa yang sangat dicintai dan ibu yang sangat disayangi. Saya tahu kepergiannya akan dirasakan di seluruh negara, seantero anggota Persemakmuran, dan tidak terbilang manusia di seluruh dunia.”
Ia akan memimpin negara dalam keadaan duka itu sebagai raja baru dan kepala negara bagi 14 anggota Persemakmuran. Sementara Camilla, istrinya, akan menjadi ratu yang mendampingi raja.
Dalam suatu pernyataan, Istana Buckingham menyatakan, “Ratu meninggal secara tenang petang ini. Raja dan Ratu Pendamping akan tetap di Istana Balmoral petang ini dan akan kembali ke London besok.”
Seluruh putra dan putri Ratu Elizabeth II telah hadir ke Istana Balmoral, dekat Aberdeen, setelah dokter menyatakan ratu dalam pengawasan dokter. Cucunya, yang kini menjadi pangeran mahkota, Pangeran William, juga ada di sana sementara saudara laki-lakinya, Pangeran Harry, dalam perjalanan.
Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, yang telah ditunjuk Ratu Elizabeth II pada Selasa lalu, menyatakan, kerajaan merupakan batu penjuru di mana Britania dibangun yang telah “menyediakan kita kekuatan dan stabilitas yang kita perlukan.”
Mengenai raja baru, dia menyatakan, “Kita memberikan loyalitas dan kesediaan kita yang telah, sebagaimana yang telah ibunya berikan kepada semuanya, dan dalam waktu yang sangat lama. Dan dengan kepergian ratu bergelar Elizabeth yang kedua, kita memandu era baru dalam sejarah megah negara kita yang hebat, persis sebagaimana saat Yang Mulia (Ratu Elizabeth II) inginkan, dengan mengatakan God save the King.”
Ratu Elizabeth II bertahta sebagai kepala negara bermula dari masa pascaperang yang sulit, peralihan dari kekaisaran menjadi Persemakmuran, akhir dari Perang Dingin, saat di mana Inggris ikut masuk ke dalam Uni Eropa dan kemudian keluar dari itu.
Masa dia bertahta menjadi saksi dari kekuasaan 15 perdana menteri Inggris, mulai dari Winston Churchill yang lahir pada 1894 hingga Truss, yang lahir 101 tahun setelah kelahiran Churchill, yaitu pada 1975. Ratu Elizabeth II juga selalu menggelar pertemuan mingguannya dengan semua perdana menteri Inggris itu selama dia bertahta.
Di Istana Buckingham, massa berkumpul menantikan setiap perkembangan kondisi kesehatan ratu dan mereka menangis setelah mendengar kabar resmi bahwa kepala negaranya itu telah meninggal dunia. Bendera Union Jack berkibar setengah tiang di atap istana itu pada pukul 18.30 waktu setempat dan pengumuman resmi kepergiannya dinyatakan di luar bangunan istana itu.
Menyusul kepergian Ratu Elizabeth II ini, Pangeran William dan istrinya, Catherine, menyandang gelar Duke dan Duchess of Cambridge dan Cornwall sekaligus.
Ratu Elizabeth II memiliki empat anak dari perkawinannya dengan Pangeran Phillip (Duke of Edinburgh), yaitu Pangeran Charles (Raja Charles III), Pangeran Andrew (Duke of York), Putri Anne (Princess Royal, gelar yang sejak 1642 diberikan secara tradisi diberikan pada putri tertua raja/ratu Inggris), Pangeran Edward (Earl of Essex).
Charles Philip Arthur George lahir pada 1948 dan merupakan Pangeran Wales terlama sebagai pewaris takhta Inggris. Meskipun raja baru dapat memilih nama agung yang berbeda dari nama lahirnya, Charles ingin dikenal sebagai Raja Charles III.
Setelah dia menjadi raja, putra sulung Charles yaitu Pangeran William menjadi Duke of Cornwall. Gelar tersebut dipegang oleh pewaris takhta pertama.
Di Inggris, pewaris takhta juga diberi gelar Pangeran Wales oleh raja yang berkuasa. William dapat dikenal sebagai Pangeran Wales jika ayahnya menganugerahkan gelar tersebut. (kmb/balipost)
Credit: Source link