Korban serangan (foto:upi.com)
Jakarta – Roket dan peluru nyasar yang berasal dari Myanmar menyeberang ke China akhir pekan lalu, setelah pasukan pemberontak menyerang pos-pos militer di Myanmar, menewaskan 19 orang dan melukai 27 lainnya.
Pemerintah China mengutuk konflik pada Senin (14/5) itu, dan memperingatkan bahwa pertempuran tersebut dapat mengganggu kehidupan sipil di kedua negara.
Pertempuran yang menelan setidaknya dua korban China tentu akan mendorong peringatan keras dari Beijing.
“China menuntut pihak-pihak dalam konflik menghentikan penembakan segera, mengambil semua langkah untuk mencegah eskalasi situasi lebih lanjut dan mencegah insiden yang menyabot perdamaian dan stabilitas di wilayah perbatasan China–Myanmar,” kata juru bicara kementerian luar negeri Lu Kang dilansir UPI.
China mungkin juga bersiap untuk menangani pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di perbatasan.
Tabloid Global Times melaporkan lebih dari 300 pengungsi telah melarikan diri ke Tiongkok baru-baru ini.
Selain itu lebih dari 100 pemberontak di Myanmar menyerang kantor polisi dan kasino di kotapraja Muse, di negara bagian Shan, Myanmar.
Pasukan itu termasuk anggota Tentara Pembebasan Nasional etnis Ta`ang yang bersenjata dan anggota Tentara Kemerdekaan Kachin, Myanmar.
U Zaw Htay, seorang juru bicara untuk presiden Myanmar, mengatakan serangan terhadap warga sipil adalah terorisme, sementara TNLA mengatakan serangan terhadap kasino adalah untuk menargetkan perdagangan narkoba dan perjudian.
This article is automatically posted by WP-AutoPost Plugin
Source URL:http://www.jurnas.com/artikel/34441/China-Kutuk-Serangan-di-Perbatasan-Myanmar/